Sejarah Kerajaan Majapahit Lengkap
Juni 05, 2015
Edit
Kerajaan majapahit merupakan salah satu dari kerajaan-kerajaan hindu budha di Indonesia lainnya seperti; kerajaan tarumanegara, kerajaan mataram, kerajaan kediri, kerajaan kahuripan, kerajaan kamulan, kerajaan singasari, kerajaan kutai, dan kerajaan sriwijaya.
Pembahasan ini berisi tentang sejarah kerajaan majapahit, sumber sejarah kerajaan majapahit, peninggalan kerajaan majapahit, silsilah kerajaan majapahit, dan gambar kerajaan majapahit.
Mereka tidak puas atas jabatan yang diberikan setelah Kertarajasa menjadi raja. Hingga wafatnya Kertarajasa pada tahun 1309, masih banyak pemberontakan yang belum berhasil dipadamkan.
Kertarajasa digantikan oleh putranya yang bernama Jayanegara. Seperti halnya masa pemerintahan Kertarajasa, pada masa pemerintahan Jayanegara pun banyak terjadi pemberontakan di mana-mana.
Sebagian besar pemberontakan justru dilakukan oleh para pejabat negara yang tidak puas atas jabatan
yang diberikan. Salah satu pemberontakan paling dahsyat dilakukan oleh Kuti pada 1319.
Kuti berhasil menduduki ibu kota hingga raja mengungsi ke Desa Bedander yang disertai oleh pasukan bhayangkari (pasukan pengawal raja).
Pasukan bhayangkari tersebut dipimpin oleh seorang komandan bernama Gajah Mada. Dengan kelihaiannya, Gajah Mada dapat membalikkan keadaan dan mengembalikan raja ke istananya sekaligus memadamkan pemberontakan Kuti.
Atas jasanya, Gajah Mada diangkat sebagai patih untuk wilayah Daha dan Kahuripan. Jayanegara wafat pada 1328 karena dibunuh oleh tabib pribadinya yang bernama Tanca. Oleh karena saat wafat Jayanegara tidak memiliki anak, maka adik perempuan Jayanegara yang bernama Tribhuwanattunggadewi naik tahta.
Pada masa kepemimpinannya, pemerintahan mulai berjalan baik walau masih ada beberapa pemberontakan, antara lain pemberontakan yang dilakukan Sadeng dan Keta pada tahun 1331.
Pemberontakan tersebut kembali dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat sebagai mahapatih, jabatan yang setara dengan perdana menteri di zaman sekarang.
Sumpah Palapa berisi pernyataan bahwa Gajah Mada tidak akan menyantap makanan enak yang mengandung rempah dan garam hingga seluruh Nusantara tunduk di bawah kekuasaan Majapahit.
Gajah Mada menyusun kitab Kutaramanawa sebagai dasar hukum di Kerajaan Majapahit. Tribhuwanattunggadewi memerintah selama 22 tahun hingga tahun 1350. Setelah itu tahta diserahkan pada putranya yang masih berusia 15 tahun, Hayam Wuruk.
Sebagai raja, Hayam Wuruk bergelar Sri Rajasanegara. Pada masa pemerintahannya, Majapahit mengalami masa puncak kejayaan. Pemerintahan Rajasanegara yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada berhasil mempersatukan hampir seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Wilayah kekuasaan Majapahit terbentang dari Sumatra hingga Papua. Wujud dari Sumpah Palapa salah satunya tergambar dalam toleransi kehidupan beragama. Hal ini terbukti adanya Dharmadhyaksa ring Kasaiwan yang mengurus Siwaisme dan Dharmadhyaksa ring Kasogatan untuk agama Buddha.
Gambaran toleransi Majapahit dipaparkan dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular yang berisi ajaran agama yang di dalamnya terdapat ungkapan Bhinneka Tunggal Ika.
Akhir kerajaan Majapahit berawal dari wafatnya Gajah Mada pada tahun 1364. Ada beberapa faktor yang menyebabkan Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran, di antaranya adalah terjadinya sengketa keluarga yang berlarut-larut yang berpangkal dari masalah perebutan kekuasaan.
Hal tersebut menyebabkan pemerintahan tidak stabil dan penguasa bergantiganti dengan cepat sehingga satu per satu wilayah taklukan Majapahit memerdekakan diri atau jatuh ke tangan kerajaan lain.
Keadaan bertambah parah dengan adanya pengaruh Islam yang semakin kuat sehingga rakyat banyak yang berpindah agama. Hal ini berujung dengan berdirinya kerajaan Islam Demak di Jawa.
Pembahasan ini berisi tentang sejarah kerajaan majapahit, sumber sejarah kerajaan majapahit, peninggalan kerajaan majapahit, silsilah kerajaan majapahit, dan gambar kerajaan majapahit.
Sejarah kerajaan majapahit
Sepeninggal Kerajaan Singasari, di Jawa terjadi kekosongan kekuasaan. Raden Wijaya segera menobatkan diri sebagai raja dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana. Kemudian, dia memindahkan ibu kota ke Mojokerto.Sejarah berdirinya kerajaan majapahit
Dari sini dimulailah riwayat Kerajaan Majapahit. Masa pemerintahan Kertarajasa berjalan dengan goyah. Pemberontakan terjadi di beberapa tempat di antaranya dilakukan oleh Sora, Nambi, dan Kuti yang merupakan kawan-kawan Kertarajasa saat mengusir Jayakatwang dan tentara Mongol.Mereka tidak puas atas jabatan yang diberikan setelah Kertarajasa menjadi raja. Hingga wafatnya Kertarajasa pada tahun 1309, masih banyak pemberontakan yang belum berhasil dipadamkan.
Kertarajasa digantikan oleh putranya yang bernama Jayanegara. Seperti halnya masa pemerintahan Kertarajasa, pada masa pemerintahan Jayanegara pun banyak terjadi pemberontakan di mana-mana.
Sebagian besar pemberontakan justru dilakukan oleh para pejabat negara yang tidak puas atas jabatan
yang diberikan. Salah satu pemberontakan paling dahsyat dilakukan oleh Kuti pada 1319.
Kuti berhasil menduduki ibu kota hingga raja mengungsi ke Desa Bedander yang disertai oleh pasukan bhayangkari (pasukan pengawal raja).
Pasukan bhayangkari tersebut dipimpin oleh seorang komandan bernama Gajah Mada. Dengan kelihaiannya, Gajah Mada dapat membalikkan keadaan dan mengembalikan raja ke istananya sekaligus memadamkan pemberontakan Kuti.
Atas jasanya, Gajah Mada diangkat sebagai patih untuk wilayah Daha dan Kahuripan. Jayanegara wafat pada 1328 karena dibunuh oleh tabib pribadinya yang bernama Tanca. Oleh karena saat wafat Jayanegara tidak memiliki anak, maka adik perempuan Jayanegara yang bernama Tribhuwanattunggadewi naik tahta.
Pada masa kepemimpinannya, pemerintahan mulai berjalan baik walau masih ada beberapa pemberontakan, antara lain pemberontakan yang dilakukan Sadeng dan Keta pada tahun 1331.
Pemberontakan tersebut kembali dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat sebagai mahapatih, jabatan yang setara dengan perdana menteri di zaman sekarang.
Mahapatih Gajah Mada
Saat pengangkatannya sebagai mahapatih tersebut, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang terkenal sebagai Sumpah Palapa.Sumpah Palapa berisi pernyataan bahwa Gajah Mada tidak akan menyantap makanan enak yang mengandung rempah dan garam hingga seluruh Nusantara tunduk di bawah kekuasaan Majapahit.
Gajah Mada menyusun kitab Kutaramanawa sebagai dasar hukum di Kerajaan Majapahit. Tribhuwanattunggadewi memerintah selama 22 tahun hingga tahun 1350. Setelah itu tahta diserahkan pada putranya yang masih berusia 15 tahun, Hayam Wuruk.
Sebagai raja, Hayam Wuruk bergelar Sri Rajasanegara. Pada masa pemerintahannya, Majapahit mengalami masa puncak kejayaan. Pemerintahan Rajasanegara yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada berhasil mempersatukan hampir seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Gambar: Wilayah kekuasaan kerajaan mahapahit |
Wilayah kekuasaan Majapahit terbentang dari Sumatra hingga Papua. Wujud dari Sumpah Palapa salah satunya tergambar dalam toleransi kehidupan beragama. Hal ini terbukti adanya Dharmadhyaksa ring Kasaiwan yang mengurus Siwaisme dan Dharmadhyaksa ring Kasogatan untuk agama Buddha.
Gambaran toleransi Majapahit dipaparkan dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular yang berisi ajaran agama yang di dalamnya terdapat ungkapan Bhinneka Tunggal Ika.
Akhir kerajaan Majapahit berawal dari wafatnya Gajah Mada pada tahun 1364. Ada beberapa faktor yang menyebabkan Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran, di antaranya adalah terjadinya sengketa keluarga yang berlarut-larut yang berpangkal dari masalah perebutan kekuasaan.
Hal tersebut menyebabkan pemerintahan tidak stabil dan penguasa bergantiganti dengan cepat sehingga satu per satu wilayah taklukan Majapahit memerdekakan diri atau jatuh ke tangan kerajaan lain.
Keadaan bertambah parah dengan adanya pengaruh Islam yang semakin kuat sehingga rakyat banyak yang berpindah agama. Hal ini berujung dengan berdirinya kerajaan Islam Demak di Jawa.