Kelainan Penyakit dan Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia dan Cara Mengatasinya
Juni 13, 2016
Edit
Berikut ini merupakan pembahasan tentang gangguan pada sistem peredaran darah, kalainan pada sistem peredaran darah manusia dan cara mencegahnya, penyakit pada sistem peredaran darah manusia dan cara mengatasinya.
Kita sering mendengar orang terserang darah tinggi atau sampai dengan stroke. Penyakit darah tinggi seseorang cenderung disebabkan karena kerusakan pada pembuluh darah yang ditunjang dengan kebiasaan hidup yang kurang sehat.
Setelah tertutupi oleh keping darah dan benang fibrin, endotelium memperbanyak diri, hal ini membuat adanya celah dengan dinding pembuluh sebelumnya sehingga kolesterol terjebak dalam celah tersebut.
Keberadaan kolesterol akan memancing semakin banyaknya tumpukan lemak berkumpul dalam celah sehingga pembuluh yang dapat dilalui oleh darah menyempit. Hal ini membuat pada bagian pembuluh yang menyempit terjadi kenaikan tekanan darah.
Leukemia atau disebut juga kanker darah, merupakan penyakit bawaan berupa kanker sel sumsum tulang penghasil sel darah putih. Akibatnya, jumlah sel darah putih meningkat secara tidak terkendali. Selain itu, sel darah putih "memakan" sel darah merah sehingga penderita mengalami anemia berat.
Anemia adalah kurangnya jumlah hemoglobin di dalam sel darah merah. Jadi, anemia dapat disebabkan karena kekurangan darah merah.
Hemofilia merupakan penyakit bawaan berupa darah yang sulit membeku.
Jantung merupakan organ penentu hidup matinya seseorang, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk membuat jantung terus dapat digunakan.
Alternatif terakhir dalam mengatasi gangguan jantung adalah dengan pencangkokan jantung. Pencangkokan (transplantasi) jantung pertama kali dilakukan oleh Christian Bernhard dari Afrika Selatan pada tahun 1969.
Gangguan pada Sistem Peredaran Darah
Gangguan pada sistem peredaran darah dapat berupa kerusakan pada alat peredaran darah dapat juga berupa kelainan yang merupakan faktor bawaan.Kita sering mendengar orang terserang darah tinggi atau sampai dengan stroke. Penyakit darah tinggi seseorang cenderung disebabkan karena kerusakan pada pembuluh darah yang ditunjang dengan kebiasaan hidup yang kurang sehat.
1. Penyempitan pembuluh darah
Penyempitan pembuluh darah dapat terjadi adanya kerusakan pada pembuluh darah yang kemudian diperbaiki oleh tubuh.Setelah tertutupi oleh keping darah dan benang fibrin, endotelium memperbanyak diri, hal ini membuat adanya celah dengan dinding pembuluh sebelumnya sehingga kolesterol terjebak dalam celah tersebut.
Keberadaan kolesterol akan memancing semakin banyaknya tumpukan lemak berkumpul dalam celah sehingga pembuluh yang dapat dilalui oleh darah menyempit. Hal ini membuat pada bagian pembuluh yang menyempit terjadi kenaikan tekanan darah.
Gambar: Penyempitan dan Penyumbatan Pembuluh Darah |
2. Varises
Gangguan pada permbuluh dapat juga berupa varises, yaitu kelainan pada pembuluh darah vena akibat aliran darah tertahan, misalnya akibat terlalu lama berdiri sehingga pembuluh vena kaki kadang-kadang membesar.3. Wasir (Ambiyen)
Wasir atau ambiyen terjadi terlalu banyak duduk kadang-kadang meng-akibatkan pembuluh darah di anus membesar atau ada kelainan pada pembuluh darah vena sehingga aliran darah tertekan.4. Leukemia, Anemia dan Hemofilia
Gangguan dapat terjadi juga pada sel darah. Gangguan tersebut antara lain leukemia, anemia, dan hemofilia.Leukemia atau disebut juga kanker darah, merupakan penyakit bawaan berupa kanker sel sumsum tulang penghasil sel darah putih. Akibatnya, jumlah sel darah putih meningkat secara tidak terkendali. Selain itu, sel darah putih "memakan" sel darah merah sehingga penderita mengalami anemia berat.
Anemia adalah kurangnya jumlah hemoglobin di dalam sel darah merah. Jadi, anemia dapat disebabkan karena kekurangan darah merah.
Hemofilia merupakan penyakit bawaan berupa darah yang sulit membeku.
5. Gangguan Jantung
Gangguan pada jantung juga dapat bersifat bawaan. Gangguan jantung berupa kerusakan pada klep jantung atau penyumbatan dalam jantung.Jantung merupakan organ penentu hidup matinya seseorang, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk membuat jantung terus dapat digunakan.
Alternatif terakhir dalam mengatasi gangguan jantung adalah dengan pencangkokan jantung. Pencangkokan (transplantasi) jantung pertama kali dilakukan oleh Christian Bernhard dari Afrika Selatan pada tahun 1969.