Bunyi Hukum Pemantulan Bunyi dan Rumusnya
April 16, 2016
Edit
Berikut ini adalah pembahasan tentang pemantulan bunyi yang meliputi bunyi hukum pemantulan bunyi dan rumus pemantulan bunyi.
Saat rambatan bunyi terhalang oleh benda, maka akan mengalami pemantulan. Peristiwa pemantulan bunyi selalu mengikuti hukum-hukum pemantulan yaitu;
(1) Bunyi yang datang, bunyi yang dipantulkan, dan garis normal selalu terletak pada satu bidang pantul dan
(2) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).
Yang dimaksud dengan garis normal adalah garis yang ditarik tegak lurus pada bidang pantul. Peristiwa pemantulan bunyi terjadi ketika kita berteriak di tepi gunung karena suara kita membentur lereng gunung.
Akibatnya kita akan mendengar kembali sura kita sesaat setelah kita berhenti. Waktu yang diperlukan untuk rambatan suara kembali tergantung pada jarak antara kita dengan lereng pemantulnya.
Hal ini dimanfaatkan untuk menentukan kedalaman laut atau untuk mencari logam yang tengelam di dasar laut dengan menggunakan sonar. Cepat rambat dalam bunyi dalam air laut diketahui, yaitu 1.500 m/s.
Dengan:
v = cepat rambat bunyi dalam air.
t = waktu untuk bunyi untuk kembali ke kapal.
Kita sering mendengar pantulan bunyi yang hampir bersamaan dengan suara aslinya. Hal ini biasanya terjadi jika ruangan kosong atau luas. Bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi asli disebut dengan gaung.
Gaung menyebabkan bunyi asli menjadi tidak jelas. Untuk menghindari gaung maka pada dinding ruangan gedung bioskop, studio radio, dan TV biasanya dilapisi dengan peredam bunyi bisa berupa karton, wol, karet dan busa.
Terkadang juga terdengar pantulan suara sesudah suara yang aslinya. Pantulan suara seperti itu disebut dengan gema. Gema terdengar bila jarak antara sumber bunyi dan dinding yang memantulkan bunyi harus lebih besar dari 17 meter.
Bunyi Hukum Pemantulan Bunyi
Kelelawar dapat mengetahui buah yang matang bukan dari bau atau warna buah tetapi dari pantulan suaranya. Begitu juga kenapa dokter dapat mendengarkan detak jantung atau gerakan nafas dari orang sakit. Hal itu dapat terjadi karena suara dapat mengalami pemantulan.Saat rambatan bunyi terhalang oleh benda, maka akan mengalami pemantulan. Peristiwa pemantulan bunyi selalu mengikuti hukum-hukum pemantulan yaitu;
(1) Bunyi yang datang, bunyi yang dipantulkan, dan garis normal selalu terletak pada satu bidang pantul dan
(2) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).
Yang dimaksud dengan garis normal adalah garis yang ditarik tegak lurus pada bidang pantul. Peristiwa pemantulan bunyi terjadi ketika kita berteriak di tepi gunung karena suara kita membentur lereng gunung.
Akibatnya kita akan mendengar kembali sura kita sesaat setelah kita berhenti. Waktu yang diperlukan untuk rambatan suara kembali tergantung pada jarak antara kita dengan lereng pemantulnya.
Hal ini dimanfaatkan untuk menentukan kedalaman laut atau untuk mencari logam yang tengelam di dasar laut dengan menggunakan sonar. Cepat rambat dalam bunyi dalam air laut diketahui, yaitu 1.500 m/s.
Rumus Menghitung Kedalaman Laut
Persamaan yang digunakan untuk mengukur kedalam laut (d) adalahDengan:
v = cepat rambat bunyi dalam air.
t = waktu untuk bunyi untuk kembali ke kapal.
Kita sering mendengar pantulan bunyi yang hampir bersamaan dengan suara aslinya. Hal ini biasanya terjadi jika ruangan kosong atau luas. Bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi asli disebut dengan gaung.
Gaung menyebabkan bunyi asli menjadi tidak jelas. Untuk menghindari gaung maka pada dinding ruangan gedung bioskop, studio radio, dan TV biasanya dilapisi dengan peredam bunyi bisa berupa karton, wol, karet dan busa.
Terkadang juga terdengar pantulan suara sesudah suara yang aslinya. Pantulan suara seperti itu disebut dengan gema. Gema terdengar bila jarak antara sumber bunyi dan dinding yang memantulkan bunyi harus lebih besar dari 17 meter.