Frekuensi mendengar Manusia dan Batas Pendengaran Manusia
Desember 10, 2015
Edit
Pembahasan kali ini adalah tentang ambang batas pendengaran manusia, frekuensi mendengan manusia, frekuensi mendengar manusia, frekuensi bunyi, dan pendengaran manusia.
Bunyi dapat merambat melalui bermacam-macam media, seperti benda padat, cair, dan gas. Getaran bunyi yang sampai ke telinga pada umumnya merambat melalui medium udara. Rambatan bunyi tersebut dalam bentuk gelombang longitudinal.
Arus listrik dipasang sehingga bel listrik bekerja dan terdengar bunyi. Kemudian, udara dalam penyungkup diisap keluar dengan pompa isap udara.
Ternyata, bunyi bel makin lemah dan akhirnya tidak terdengar sama sekali, meskipun bel listrik tetap bekerja.
Jadi, untuk merambat, bunyi memerlukan media (zat antara). Berdasarkan percobaan Otto von Guericke, apakah bunyi dapat merambat di ruang hampa?
Laju rambat bunyi di dalam zat padat lebih cepat dibandingkan dengan laju rambat bunyi di udara. Jika bunyi mengenai zat padat maka molekul-molekulnya akan bergetar.
Pada saat semua molekul bergetar secara bersamaan, muncul suatu daerah bertekanan tinggi yang akan segera berpindah ke daerah bertekanan rendah.
Laju rambat bunyi di dalam zat cair tidak sebesar di dalam zat padat, tetapi lebih besar dibandingkan dengan laju rambat bunyi di dalam gas.
Hal ini karena jarak antarmolekul zat cair lebih jauh dibandingkan dengan jarak antarmolekul zat padat, namun lebih dekat dibandingkan dengan jarak antarmolekul gas.
a. frekuensinya antara 20 Hz – 20.000 Hz (daerah audiosonik);
b. kekuatannya 1 dB atau lebih;
c. ada zat antara berupa gas, zat cair, atau zat padat;
d. diterima oleh telinga orang normal dan dalam keadaan sadar.
Baca juga: Bunyi Audiosonik, Infrasonik dan Ultrasonik
Bunyi dapat merambat melalui bermacam-macam media, seperti benda padat, cair, dan gas. Getaran bunyi yang sampai ke telinga pada umumnya merambat melalui medium udara. Rambatan bunyi tersebut dalam bentuk gelombang longitudinal.
Percobaan Otto von Guericke
Percobaan Otto von Guericke berikut ini memperlihatkan bahwa rambatan bunyi memerlukan udara. Sebuah bel listrik dimasukkan ke dalam penyungkup udara.Arus listrik dipasang sehingga bel listrik bekerja dan terdengar bunyi. Kemudian, udara dalam penyungkup diisap keluar dengan pompa isap udara.
Ternyata, bunyi bel makin lemah dan akhirnya tidak terdengar sama sekali, meskipun bel listrik tetap bekerja.
Jadi, untuk merambat, bunyi memerlukan media (zat antara). Berdasarkan percobaan Otto von Guericke, apakah bunyi dapat merambat di ruang hampa?
Gambar: Frekuensi Mendengan Manusia |
Laju rambat bunyi di dalam zat padat lebih cepat dibandingkan dengan laju rambat bunyi di udara. Jika bunyi mengenai zat padat maka molekul-molekulnya akan bergetar.
Pada saat semua molekul bergetar secara bersamaan, muncul suatu daerah bertekanan tinggi yang akan segera berpindah ke daerah bertekanan rendah.
Bunyi merambat paling cepat melalui?
Demikian seterusnya sehingga bunyi merambat melalui zat tersebut. Karena letak molekul-molekul zat padat sangat berdekatan maka bunyi dapat berpindah lebih cepat dibandingkan pada zat cair atau gas.Laju rambat bunyi di dalam zat cair tidak sebesar di dalam zat padat, tetapi lebih besar dibandingkan dengan laju rambat bunyi di dalam gas.
Hal ini karena jarak antarmolekul zat cair lebih jauh dibandingkan dengan jarak antarmolekul zat padat, namun lebih dekat dibandingkan dengan jarak antarmolekul gas.
Batas pendengaran Manusia
Syarat agar bunyi dapat didengar manusia, yaitua. frekuensinya antara 20 Hz – 20.000 Hz (daerah audiosonik);
b. kekuatannya 1 dB atau lebih;
c. ada zat antara berupa gas, zat cair, atau zat padat;
d. diterima oleh telinga orang normal dan dalam keadaan sadar.
Baca juga: Bunyi Audiosonik, Infrasonik dan Ultrasonik