Contoh Cara Menulis Naskah Drama Berdasarkan Peristiwa Nyata

Naskah drama adalah seni sastra, yang akan berubah menjadi seni drama kalau dimainkan. Bila akan mengadakan pertunjukan drama, yang kalian butuhkan pertama-pertama adalah naskah drama.

Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita. Dalam naskah drama tersebut termuat nama-nama tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh, dan keadaan panggung yang diperlukan.

Bahkan, kadang-kadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata lampu, dan tata suara (musik pengiring). Untuk memudahkan para pemain drama, naskah drama ditulis selengkap-lengkapnya, bukan saja berisi percakapan, melainkan juga disertai keterangan atau petunjuk.

Petunjuk itu, misalnya gerakan-gerakan yang dilakukan pemain, tempat terjadinya peristiwa, benda-benda peralatan yang diperlukan setiap babak, dan keadaan panggung setiap babak. Juga tentang bagaimana dialog diucapkan, apakah dengan suara lantang, lemah, atau dengan berbisik.

Seperti halnya penulisan puisi, cerpen, ataupun novel, naskah drama juga ditulis berdasarkan peristiwa yang dialami oleh penulisnya. Peristiwa tersebut tentunya telah diubah dan disesuaikan dengan bentuk naskah drama.

Contoh Peristiwa Nyata

Perhatikan pengalaman yang dialami Amalia berikut!

Suatu hari Amalia mendengarkan keluh kesah bapak dan ibunya yang sedang berdiskusi tentang tanaman yang cocok ditanam di musim kemarau. Lia yang mendengar diskusi tersebut memberikan saran untuk mengembangkan budidaya melon. Kebetulan salah seorang guru Lia ada yang menjadi petani melon yang sukses.

Contoh Cara Menulis Naskah Drama Berdasarkan Peristiwa Nyata
Contoh Drama dari Peristiwa Nyata

Contoh Naskah Drama

(Di beranda rumah duduk Bapak dan Ibu di sebuah kursi bambu)

Bapak : (termenung) " Bu, bagaimana menurutmu jika sawah kita itu ditanami tanaman lain saja?"

Ibu : "Maksud Bapak?" (bingung)

Bapak : "Ya kita ubah dari tanaman padi menjadi tanaman yang lebih menghasilkan, Bu! Jika di musim kemarau berkepanjangan seperti ini, Bapak tidak mampu melanjutkan menanam padi lagi?"

Ibu : (bingung) "Lha kita mau menanam apa, Pak? Selain itu benihnya kita peroleh dari mana?"

Bapak : (menghela nafas) "Itulah Bu yang Bapak bingungkan."
(Amalia muncul dan duduk di samping Bapak)

Amalia : "Ada masalah apa, Pak?"

Ibu : "Ini lho Lia. Bapakmu ingin mengganti tanaman padi dengan tanaman lainnya. Tapi Bapakmu ini belum tahu mau menanam apa."

Amalia : "Bagaimana kalau Bapak menanam melon saja?"

Bapak : "Bagus sekali usulmu itu Lia! Tapi ... benihnya dari mana?"

Amalia : (tersenyum) "Bapak tidak usah bingung. Di sekolah Lia ada seorang guru yang juga petani melon sukses. Bapak kenal dengan Pak Ali, bukan?"

Bapak : "Tentu kenal dong Lia. Beliau yang punya sawah di desa sebelah, bukan?"

Amalia : "Ya. Bapak benar. Beliau juga sering mengadakan penyuluhan tentang budidaya melon lho, Pak! Bagaimana kalau beliau kita undang ke desa kita?"

Ibu : (antusias) "O ... boleh ... boleh sekali Lia! Kapan dan di mana?"

Amalia : "Ibu atur saja waktu dan tempatnya. Jangan lupa mengajak warga desa kita, agar pengetahuan mereka tentang budidaya melon ini menjadi lebih jelas."

Ibu : "Beres ..."

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel