Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki Jepang
September 13, 2015
Edit
Pembahasan kali ini adalah tentang kilas balik pengeboman dua kota andalan Jepang oleh tentara sekutu atas keterlibatan jepang pada perang dunia 2 sekaligus dampak sosial ekonomi peristiwa tersebut.
Dengan jatuhnya dua bom atom di Jepang pada tahun 1945, menyerahlah Jepang kepada Amerika Serikat. Hal ini bukan berarti terbebasnya penjajahan di Asia Tenggara terutama Indonesia.
Delapan hari setelah bom atom menghancurkan Nagasaki, rakyat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Potensi sumber daya alam Jepang kurang mendukung karena kesuburan tanah hanya 12% yang dapat dipergunakan untuk pertanian.
Namun demikian, dengan adanya cukup air hujan, kerja yang sangat keras dan keterampilan yang tinggi, negeri ini cukup produktif dalam pertanian.
Produksi padi mencapai dua sampai empat kali lipat rata-rata yang dihasilkan oleh negara-negara Asia Tenggara. Selain daratan, laut di sekitarnya merupakan aset ekonomi yang berharga.
Sumber protein mereka adalah ikan dan rumput laut yang kaya vitamin. Pertambahan penduduk dan standar hidup cepat meningkat karena tumbuhnya industrialisasi.
Sumber daya alam yang kecil membuat Jepang tergantung pada impor energi dan bahan mentah. Hal ini memaksa Jepang untuk mengembangkan pasaran luar negeri.
Jepang memasuki abad modern tidak hanya karena keterampilan dan budaya yang mendukung, tetapi juga kelembagaan-kelembagaan yang telah berkembang. Mereka mengembangkan pasaran yang luas berakar pada sistem keuangan yang kuat.
Perdagangan perbankan dan kegiatan manufaktur semua berpusat di Kyoto dan Osaka. Memang pada awalnya setelah kalah perang, pemulihan perekonomian agak lambat, tetapi sejak tahun 1949 Amerika Serikat membuat kebijaksanaan baru membeli semua produk Jepang bagi pasokan logistik untuk perang di Korea yang pecah tahun 1950, perekonomian Jepang mulai bangkit dengan cepat.
Tekstil merupakan ekspor utama sejak pascaperang. Munculnya industri tekstil baru Taiwan dan India, membuat Jepang menggeser ke industri berat, industri baja dan seperti sepeda motor, mobil, dan traktor.
Dari sini kemudian berkembang ke industri elektronik dan akhirnya Jepang merupakan negara saingan Amerika Serikat dalam posisinya sebagai pusat finansial dunia.
Saat ini negara-negara berkembang mulai melirik ke Jepang sebagai sumber memperoleh hasil-hasil industri dan teknologi yang mereka perlukan. Di mata negara-negara berkembang, Jepang merupakan model dalam sukses ekonomi.
Disadur dari: www.elektroindonesia.com
Dengan jatuhnya dua bom atom di Jepang pada tahun 1945, menyerahlah Jepang kepada Amerika Serikat. Hal ini bukan berarti terbebasnya penjajahan di Asia Tenggara terutama Indonesia.
Delapan hari setelah bom atom menghancurkan Nagasaki, rakyat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kilas Balik Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
Jatuhnya bom atom di Jepang memberikan hikmah akan lepasnya belenggu kekejaman tentara Jepang yang telah merampas hampir seluruh harta benda yang dimiliki penduduk Indonesia.Potensi sumber daya alam Jepang kurang mendukung karena kesuburan tanah hanya 12% yang dapat dipergunakan untuk pertanian.
Namun demikian, dengan adanya cukup air hujan, kerja yang sangat keras dan keterampilan yang tinggi, negeri ini cukup produktif dalam pertanian.
Produksi padi mencapai dua sampai empat kali lipat rata-rata yang dihasilkan oleh negara-negara Asia Tenggara. Selain daratan, laut di sekitarnya merupakan aset ekonomi yang berharga.
Foto: Akibat pengeboman pada Hiroshima |
Sumber protein mereka adalah ikan dan rumput laut yang kaya vitamin. Pertambahan penduduk dan standar hidup cepat meningkat karena tumbuhnya industrialisasi.
Sumber daya alam yang kecil membuat Jepang tergantung pada impor energi dan bahan mentah. Hal ini memaksa Jepang untuk mengembangkan pasaran luar negeri.
Jepang memasuki abad modern tidak hanya karena keterampilan dan budaya yang mendukung, tetapi juga kelembagaan-kelembagaan yang telah berkembang. Mereka mengembangkan pasaran yang luas berakar pada sistem keuangan yang kuat.
Perdagangan perbankan dan kegiatan manufaktur semua berpusat di Kyoto dan Osaka. Memang pada awalnya setelah kalah perang, pemulihan perekonomian agak lambat, tetapi sejak tahun 1949 Amerika Serikat membuat kebijaksanaan baru membeli semua produk Jepang bagi pasokan logistik untuk perang di Korea yang pecah tahun 1950, perekonomian Jepang mulai bangkit dengan cepat.
Tekstil merupakan ekspor utama sejak pascaperang. Munculnya industri tekstil baru Taiwan dan India, membuat Jepang menggeser ke industri berat, industri baja dan seperti sepeda motor, mobil, dan traktor.
Dari sini kemudian berkembang ke industri elektronik dan akhirnya Jepang merupakan negara saingan Amerika Serikat dalam posisinya sebagai pusat finansial dunia.
Saat ini negara-negara berkembang mulai melirik ke Jepang sebagai sumber memperoleh hasil-hasil industri dan teknologi yang mereka perlukan. Di mata negara-negara berkembang, Jepang merupakan model dalam sukses ekonomi.
Disadur dari: www.elektroindonesia.com