Fase-fase Bulan Sebagai Satelit Bumi serta Akibat Rotasi dan Revolusi Bulan
Januari 16, 2016
Edit
Berikut ini merupakan pembahasan tentang akibat rotasi bulan, akibat revolusi bulan, bulan sebagai satelit bumi, fase fase bulan dan bulan sebagai satelit alami.
Massa Bulan adalah 7,4 x 1022 kg. Jarak rata-rata Bulan ke Bumi sekitar 384.402 km. Jarak terdekatnya sekitar 356.400 km dan jarak terjauhnya 406.700 km.
Di Bulan tidak terdapat atmosfer sehingga hanya berupa batuan dan debu. Suhu di Bulan sangat dipengaruhi perubahan dari luar sehingga berubah dengan sangat cepat.
Hal ini menyebabkan suhu permukaan yang terkena sinar Matahari dan yang tidak akan jauh berbeda. Bagian Bulan yang tersinari bisa memiliki suhu 110°C sedangkan bagian belakang mencapai -173°C.
Tidak adanya atmosfer di Bulan membuat gelombang suara tidak merambat dan kita tidak dapat mendengarkan suara atau bunyi secara langsung di Bulan.
Tatkala Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, sisinya yang gelap menghadap ke Bumi, sehingga Bulan tidak tampak. Fase gelap Bulan ini dinamakan Bulan Muda. Beberapa hari kemudian menjadi Bulan sabit dan terus sehingga posisi tengah Bulan dengan keadaan bulan purnama.
Fase bulan berikutnya adalah fase bulan gibbous awal, yang terlihat setengah bagian. Bulan akan bergerak terus sehingga Bulan kelihatan seperti piringan. Gerakan Bulan dari fase bulan seperempat awal hingga bulan purnama disebut kuartil kedua.
Sesudah kuartil kedua, Bulan memasuki fase gibbous akhir. Pada fase ini, Bulan kelihatan semakin kecil karena setengah bagian permukaan Bulan yang terlihat. Setelah bulan gibbous akhir, Bulan bergerak ke fase bulan seperempat akhir.
Pergerakan dari bulan purnama hingga bulan seperempat akhir disebut kuartil ketiga. Kemudian Bulan kelihatan terus mengecil sehingga berbentuk sabit, dan memasuki fase bulan sabit akhir. Akhirnya, Bulan kembali ke bentuk fase bulan baru.
Bulan sebagai Satelit Bumi
Bulan merupakan satelit dari planet Bumi. Bulan tidak memancarkan cahaya sendiri. Bulan mendapat cahaya dari sinar Matahari, kemudian dipantulkan kembali sehingga seolah-olah Bulan bersinar Seperti benda langit lainnya, Bulan pun berbentuk bulat.Massa Bulan adalah 7,4 x 1022 kg. Jarak rata-rata Bulan ke Bumi sekitar 384.402 km. Jarak terdekatnya sekitar 356.400 km dan jarak terjauhnya 406.700 km.
Di Bulan tidak terdapat atmosfer sehingga hanya berupa batuan dan debu. Suhu di Bulan sangat dipengaruhi perubahan dari luar sehingga berubah dengan sangat cepat.
Hal ini menyebabkan suhu permukaan yang terkena sinar Matahari dan yang tidak akan jauh berbeda. Bagian Bulan yang tersinari bisa memiliki suhu 110°C sedangkan bagian belakang mencapai -173°C.
Tidak adanya atmosfer di Bulan membuat gelombang suara tidak merambat dan kita tidak dapat mendengarkan suara atau bunyi secara langsung di Bulan.
Rotasi dan Revolusi Bulan
Bulan sebagai satelit Bumi melakukan tiga gerakan yaitu rotasi, revolusi, dan gerakan Bulan mengelilingi Matahari.Rotasi Bulan adalah gerakan Bulan berputar pada porosnya dari barat ke timur. Hal ini dibuktikan dengan adanya bagian Bulan yang tampak dari Bumi selalu dengan permukaan yang sama.
Gerakan Bulan mengelilingi Bumi disebut revolusi Bulan. Arah revolusi Bulan mengelilingi Bumi dari barat ke timur. Kala revolusi Bulan sama dengan kala rotasi Bulan yaitu 1 bulan.Bulan selalu mengikuti revolusi Bumi saat berevolusi mengelilingi Matahari. Hal ini membuat Bulan memiliki lintasan yang berkelok-kelok saat berevolusi Selain itu sinar Matahari yang dipantulkan Bulan ke Bumi setiap hari berbeda beda, sehingga bentuk Bulan tampak selalu berubah-ubah.
Tatkala Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, sisinya yang gelap menghadap ke Bumi, sehingga Bulan tidak tampak. Fase gelap Bulan ini dinamakan Bulan Muda. Beberapa hari kemudian menjadi Bulan sabit dan terus sehingga posisi tengah Bulan dengan keadaan bulan purnama.
Gambar: Fase-fase Bulan |
Fase-fase Bulan
Perubahan bentuk Bulan terlihat dari Bumi selama revolusi Bulan disebut fase bulan. Ada 8 fase bulan, yaitu bulan baru, bulan sabit awal, bulan seperempat awal, bulan gibbous awal, bulan purnama, bulan gibbous akhir, bulan seperempat akhir dan bulan sabit akhir.Setelah melewati fase bulan baru, Bulan mulai kelihatan dari Bumi. Bentuknya seperti sabit sehingga Bulan berada dalam fase bulan sabit awal. Bulan kemudian memasuki fase seperempat awal. Gerakan Bulan dari fase bulan baru hingga bulan seperempat awal disebut kuartir pertama.
Fase bulan berikutnya adalah fase bulan gibbous awal, yang terlihat setengah bagian. Bulan akan bergerak terus sehingga Bulan kelihatan seperti piringan. Gerakan Bulan dari fase bulan seperempat awal hingga bulan purnama disebut kuartil kedua.
Sesudah kuartil kedua, Bulan memasuki fase gibbous akhir. Pada fase ini, Bulan kelihatan semakin kecil karena setengah bagian permukaan Bulan yang terlihat. Setelah bulan gibbous akhir, Bulan bergerak ke fase bulan seperempat akhir.
Pergerakan dari bulan purnama hingga bulan seperempat akhir disebut kuartil ketiga. Kemudian Bulan kelihatan terus mengecil sehingga berbentuk sabit, dan memasuki fase bulan sabit akhir. Akhirnya, Bulan kembali ke bentuk fase bulan baru.