Pengertian, Contoh dan Cara Membaca Intensif untuk Menemukan Kesimpulan dari Sebuah Bacaan

Pembahasan kali ini adalah tentang pengertian membaca intensif, contoh membaca intensif, cara membaca intensif, langkah-langkah membaca intensif dalam menemukan kesimpulan dari sebuah teks bacaan.

Membaca merupakan salah satu kegiatan untuk mendapatkan informasi. Dengan membaca kalian dapat memperoleh berbagai informasi, baik yang berupa pengetahuan, pelajaran, maupun informasi lainnya.

Pengertian Membaca Intensif

Adapun membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif dapat diterapkan dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail.

Selain hal tersebut, membaca intensif juga dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi. Artinya, dengan proses membaca secara cermat kalian dapat menentukan sebuah pokok persoalan atau perihal yang menarik dari suatu teks bacaan untuk dapat atau layak dijadikan sebagai bahan diskusi.

Contoh Membaca Intensif

Bacalah teks berikut dengan cermat dan teliti.

Mengembangkan Soft Skills Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual
Oleh: Lili Pramuji, S.Pd.

Pengertian, Contoh dan Cara Membaca Intensif untuk Menemukan Kesimpulan dari Sebuah Bacaan
Mengembangkan Soft Skills Siswa melalui pembelajaran Kontekstual
Guru SMP Muhammadiyah Bogor Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skills). Namun, kesuksesan juga ditentukan oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skills).

Pendidikan soft skills bertumpu pada pembinaan mentalitas agar siswa dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan. Hasil penelitian mengungkapkan, kesuksesan seseorang hanya ditentukan sekitar 20 persen dengan hard skill dan sisanya 80 persen dengan soft skills.

Proses pendidikan merupakan perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif) seseorang. Maka dari itu, pendidikan seharusnya menghasilkan output dengan kemampuan yang proporsional antara hard skills dan soft skills. 

Selain karena kurikulum yang memiliki muatan soft skills yang rendah dibanding muatan hard skills, ketidakseimbangan antara soft skills dengan hard skills juga dapat disebabkan oleh proses pembelajaran yang menekankan pada perolehan nilai hasil ulangan maupun nilai hasil ujian.

Banyak guru yang memiliki persepsi bahwa peserta didik yang memiliki kompetensi yang baik adalah memiliki nilai hasil ulangan atau ujian yang tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses pembelajaran yang konvensional (teacher centered), baik dalam penyampaian demikian juga pada proses penilaiannya. Saat ini sudah saatnya guru lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student centered learning).

Setiap orang termasuk peserta didik sudah memiliki soft kills walaupun berbedabeda. Soft skills ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik atau bernilai (diterapkan dalam kehidupan sehari-hari) melalui proses pembelajaran. 

Pendidikan soft skills tidak seharusnya melalui satu mata pelajaran khusus, melainkan diintegrasikan melalui mata pelajaran yang sudah ada atau dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satunya adalah pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

Pembelajaran kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru. CTL juga mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Selain itu, CTL mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan komponen utama pembelajaran. Komponen tersebut yaitu konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. 

Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual apabila menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam proses pembelajaran. 

Berdasarkan ketujuh komponen tersebut, pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berlandaskan pada beberapa hal. Beberapa hal tersebut meliputi dunia kehidupan nyata, berpikir tingkat tinggi, aktivitas siswa, aplikatif, berbasis masalah nyata, penilaian komprehensif, dan pembentukan manusia yang memiliki akal sehat. 

CTL dilaksanakan melalui beberapa pendekatan pengajaran, antara lain berikut.
1. Belajar berbasis masalah.
2. Pengajaran autentik.
3. Pengajaran berbasis inquiri.
4. Belajar berbasis proyek atau tugas terstruktur.
5. Belajar berbasis kerja.
(Sumber: Republika, 23 Januari 2008 dengan
pengubahan)

Cara Membaca Intensif

Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan berkenaan dengan informasi yang layak untuk menjadi bahan diskusi, antara lain dapat menambah pengetahuan atau wawasan, bermanfaat, dan akan lebih baik jika sedang menjadi bahan pembicaraan masyarakat.

Dalam menyimpulkan mengenai informasi atau perihal yang layak dijadikan sebagai bahan diskusi dari suatu teks, kalian perlu melakukan halhal di antaranya berikut.

1. Membaca dengan jeli sehingga dapat menentukan hal yang paling menarik dari hal-hal yang lain. Akan lebih baik jika kalian menemukan pokok-pokok pikiran yang ada kemudian memilih yang paling layak untuk dijadikan sebagai bahan diskusi.

2. Mempertimbangkan kemampuan diri dan kemampuan teman diskusi berkenaan dengan kemampuan diri menguasai atau memahami perihal yang akan kalian diskusikan. Jangan sampai kalian menentukan bahan diskusi yang menarik, tetapi kalian sendiri tidak memahami persoalan tersebut.

3. Mempertimbangkan referensi yang dimiliki oleh peserta diskusi terkait perihal yang akan didiskusikan.

Berkenaan dengan teks di atas, kalian dapat memilih perihal atau tema yang dapat kalian jadikan sebagai bahan diskusi.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, kalian dapat menentukan terlebih dahulu pokok-pokok penting dari bacaan tersebut, seperti berikut ini.

a. Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skills), tetapi oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skills).

b. Proses pendidikan merupakan perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif) seseorang, sehingga pendidikan seharusnya menghasilkan output dengan kemampuan yang proporsional antara hard skills dan soft skills.

c. Saat ini sudah saatnya guru lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student centered learning).

d. Soft skills ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik atau bernilai (diterapkan dalam kehidupan sehari-hari) melalui proses pembelajaran.

e. Pembelajaran kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.

f. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berlandaskan pada dunia kehidupan nyata, berpikir tingkat tinggi, aktivitas siswa, aplikatif, berbasis masalah nyata, penilaian komprehensif, dan pembentukan manusia yang memiliki akal sehat.

g. CTL dilaksanakan melalui beberapa pendekatan pengajaran, antara lain:
  • belajar berbasis masalah,
  • pengajaran autentik,
  • pengajaran berbasis inquiri,
  • belajar berbasis proyek atau tugas terstruktur, serta
  • belajar berbasis kerja.

Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, kalian dapat memilih salah satu atau beberapa pokok pikiran yang paling tepat untuk kalian jadikan bahan diskusi bersama teman. Selain dengan cara itu, kalian juga dapat menentukan bahan diskusi dengan cara membuat kesimpulan dari pokok-pokok pikiran itu kemudian mengambil inti sari persoalannya.

Baca juga: Cara Membaca Ekstensif

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel