Kumpulan Contoh Puisi dan Cara Membaca Puisi dengan Indah
November 25, 2015
Edit
Setiap orang pasti pernah membaca. Membaca berita, membaca buku cerita, membaca buku komik, membaca buku pelajaran, atau membaca puisi. Membaca puisi tidak sama dengan membaca tulisan biasa.
Sebagai contoh, puisi yang bertema kesedihan kamu baca dengan gembira atau puisi tentang kemarahan kamu baca sambil tertawa-tawa. Pasti akan terdengar aneh bukan? Oleh karena itu, memahami puisi sebelum membacanya tidak boleh kamu lupakan.
Keindahan puisi selain terletak pada syair-syairnya juga terletak dari cara membacanya. Puisi dengan kata-kata yang indah tidak akan terlihat indah jika dibaca secara asal. Puisi yang kata-katanya terkesan biasa saja, akan terdengar sangat indah apabila orang yang membaca puisi itu bisa membaca dan mendeklamasikannya. Lalu, bagaimana cara membaca puisi yang baik?
Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika kamu membaca puisi, antara lain:
1. pahami isinya dan bacakan sesuai tema puisi tersebut,
2. lafalkan tiap kata dengan jelas,
3. berikan penekanan pada kata-kata tertentu (intonasi),
4. apabila membawa naskah atau teks, pandangan mata jangan hanya tertuju pada naskah, usahakan pandangan mata tertuju ke depan atau melihat pendengar,
5. jangan terlihat gemetar dan gugup,
6. apabila diperlukan, gunakanlah gaya tetapi jangan berlebihan,
7. jangan tergesa-gesa saat membaca, berikan jeda pada tiap baris,
8. bacalah puisi tersebut dengan penuh perasaan, bayangkan bahwa kamu benar-benar mengalami kisah yang diceritakan puisi tersebut,
9. jangan monoton, maksudnya jangan membacanya dengan suara keras terus, sesekali bacalah dengan suara lembut.
Relung kalbuku bergetar
Menyeret anganku mengembara
Tertegun terpaku
Ku tersudut dalam kegelisahan rasa
Gelapnya nurani angkuh menyapa
Membelai sunyi sepi sendiriku
Sakiti raga memenjara jiwa
Pabila ego dipaksakan
Keangkuhan diri dipertahankan
Prasangka 'kan hadir membayangi
Mencabik koyakkan rasa hati
Tancapkan luka di kedalaman batin
Hingga akhirnya kacaukan segalanya
Tanpa bisa temukan jawab
Ingin ku mampu
Menghapus duga prasangka
Yang datang mendera
Ingin ku mampu
Tepiskan rasa kecewa
Membalut lara jiwa
Ingin ku mampu
Mengejar mentari
Memeluk pijarnya
Namun,
Hanyalah lolongan resah
Terdengar olehku
Bebaskan aku dari jeritan panjang …..
berjalan-jalan di sepanjang pantai bersama Tuhanku
melintas di langit gelap babak-babak hidupku
Pada setiap babak, aku melihat dua pasang jejak kaki
yang sepasang milikku dan yang lain milik Tuhanku
ketika babak terakhir terkilas di hadapanku,
aku menengok jejak-jejak kaki di pasir
dan betapa terkejutnya aku
Kulihat bahwa acapkali di sepanjang hidupku
hanya ada sepasang jejak kaki
aku sadar bahwa ini terjadi justru saat hidupku
berada dalam keadaan yang paling menyedihkan
Hal ini selalu menggangguku,
dan aku pun bertanya kepada Tuhan tentang dilemaku ini
"Tuhan, ketika aku mengambil keputusan untuk mengikuti-Mu
Engkau berjanji akan selalu berjalan
dan bercakap-cakap denganku di sepanjang jalan hidupku
namun ternyata dalam masa yang paling sulit dalam hidupku
hanya ada sepasang jejak kaki
aku benar-benar tidak mengerti
mengapa ketika aku sangat memerlukan-Mu
Engkau meninggalkan aku
Ia menjawab dengan lembut, "Anak-Ku, Aku sangat mengasihimu
dan sekali-kali Aku tidak akan pernah membiarkanmu
terutama sekali ketika percobaan dan ujian datang
bila engkau melihat hanya ada sepasang jejak kaki
itu karena engkau berada dalam gendongan-Ku"
layarkan perahumu
bumi akan begitu gaduh
rindumu tak kan jemu
kudekap siang kesumatku
laut akan dalam menyimpannya
sebelum ada sampai tenggelam
simpan badai waktuku
sunyi langit menapasiku
ilalang terbayang di ladang-ladang
angin ribut pun nyatakan kuasanya
memporak-porakkan taman hatiku
Tersentak …
Terluka …
Sekarat …
Sakit …
Terlalu sakit …
Kesenyapan meliputi semestaku
pudarlah sudah gairah hidupku
hanya alam jadi teman sepiku
hanya alam pahami rasaku
Berontak- menjerit - aku berteriak
tanpa suara ….
kebisuan ini semakin menderaku
sanggupkah aku terus bertahan?
rintihku pada sang alam
Sayup terdengar
lembut sang alam bersuara
menggetarkan asa di tengah kegalauanku
berikan napas kesejukan pada sudut kalbuku
ku yakin …
sedahsyat apa pun tamanku tergoncang
badai pasti berlalu
Baca juga: Perbedaan Pantun dan Puisi
Cara Membaca Puisi
Ketika membaca puisi, sebaiknya kamu pahami isi puisi dengan baik. Hal tersebut penting agar cara membaca kamu benar. Maksudnya, cara membaca kamu sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan oleh penulis puisi . Jika kamu langsung membaca puisi tanpa memahami isinya terlebih dahulu, kamu mungkin bisa salah membacanya.Sebagai contoh, puisi yang bertema kesedihan kamu baca dengan gembira atau puisi tentang kemarahan kamu baca sambil tertawa-tawa. Pasti akan terdengar aneh bukan? Oleh karena itu, memahami puisi sebelum membacanya tidak boleh kamu lupakan.
Keindahan puisi selain terletak pada syair-syairnya juga terletak dari cara membacanya. Puisi dengan kata-kata yang indah tidak akan terlihat indah jika dibaca secara asal. Puisi yang kata-katanya terkesan biasa saja, akan terdengar sangat indah apabila orang yang membaca puisi itu bisa membaca dan mendeklamasikannya. Lalu, bagaimana cara membaca puisi yang baik?
Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika kamu membaca puisi, antara lain:
1. pahami isinya dan bacakan sesuai tema puisi tersebut,
2. lafalkan tiap kata dengan jelas,
3. berikan penekanan pada kata-kata tertentu (intonasi),
4. apabila membawa naskah atau teks, pandangan mata jangan hanya tertuju pada naskah, usahakan pandangan mata tertuju ke depan atau melihat pendengar,
5. jangan terlihat gemetar dan gugup,
6. apabila diperlukan, gunakanlah gaya tetapi jangan berlebihan,
7. jangan tergesa-gesa saat membaca, berikan jeda pada tiap baris,
8. bacalah puisi tersebut dengan penuh perasaan, bayangkan bahwa kamu benar-benar mengalami kisah yang diceritakan puisi tersebut,
9. jangan monoton, maksudnya jangan membacanya dengan suara keras terus, sesekali bacalah dengan suara lembut.
Membaca Puisi |
Contoh-contoh Puisi
Apakah kamu juga suka membaca puisi? Puisi apa yang sering kamu baca? Sekarang waktunya kamu membaca puisi. Buatlah teman-temanmu terpukau dengan penampilanmu!1. Saat sepi datang
Merasuk menjelma menghampiriRelung kalbuku bergetar
Menyeret anganku mengembara
Tertegun terpaku
Ku tersudut dalam kegelisahan rasa
Gelapnya nurani angkuh menyapa
Membelai sunyi sepi sendiriku
Sakiti raga memenjara jiwa
Pabila ego dipaksakan
Keangkuhan diri dipertahankan
Prasangka 'kan hadir membayangi
Mencabik koyakkan rasa hati
Tancapkan luka di kedalaman batin
Hingga akhirnya kacaukan segalanya
Tanpa bisa temukan jawab
Ingin ku mampu
Menghapus duga prasangka
Yang datang mendera
Ingin ku mampu
Tepiskan rasa kecewa
Membalut lara jiwa
Ingin ku mampu
Mengejar mentari
Memeluk pijarnya
Namun,
Hanyalah lolongan resah
Terdengar olehku
Bebaskan aku dari jeritan panjang …..
Bernadeth "aya" Nasrani
2. Jejak-jejak Kaki
Suatu malam aku bermimpiberjalan-jalan di sepanjang pantai bersama Tuhanku
melintas di langit gelap babak-babak hidupku
Pada setiap babak, aku melihat dua pasang jejak kaki
yang sepasang milikku dan yang lain milik Tuhanku
ketika babak terakhir terkilas di hadapanku,
aku menengok jejak-jejak kaki di pasir
dan betapa terkejutnya aku
Kulihat bahwa acapkali di sepanjang hidupku
hanya ada sepasang jejak kaki
aku sadar bahwa ini terjadi justru saat hidupku
berada dalam keadaan yang paling menyedihkan
Hal ini selalu menggangguku,
dan aku pun bertanya kepada Tuhan tentang dilemaku ini
"Tuhan, ketika aku mengambil keputusan untuk mengikuti-Mu
Engkau berjanji akan selalu berjalan
dan bercakap-cakap denganku di sepanjang jalan hidupku
namun ternyata dalam masa yang paling sulit dalam hidupku
hanya ada sepasang jejak kaki
aku benar-benar tidak mengerti
mengapa ketika aku sangat memerlukan-Mu
Engkau meninggalkan aku
Ia menjawab dengan lembut, "Anak-Ku, Aku sangat mengasihimu
dan sekali-kali Aku tidak akan pernah membiarkanmu
terutama sekali ketika percobaan dan ujian datang
bila engkau melihat hanya ada sepasang jejak kaki
itu karena engkau berada dalam gendongan-Ku"
Margareth Fishback Powers
3. Nyanyian Mentari
sebelum sampai pada harilayarkan perahumu
bumi akan begitu gaduh
rindumu tak kan jemu
kudekap siang kesumatku
laut akan dalam menyimpannya
sebelum ada sampai tenggelam
simpan badai waktuku
sunyi langit menapasiku
ilalang terbayang di ladang-ladang
2005, A. Setiawan (Yang Paling Manis itu Kata)
4. Badai Pasti Berlalu
Ada badai dalam relung jiwaangin ribut pun nyatakan kuasanya
memporak-porakkan taman hatiku
Tersentak …
Terluka …
Sekarat …
Sakit …
Terlalu sakit …
Kesenyapan meliputi semestaku
pudarlah sudah gairah hidupku
hanya alam jadi teman sepiku
hanya alam pahami rasaku
Berontak- menjerit - aku berteriak
tanpa suara ….
kebisuan ini semakin menderaku
sanggupkah aku terus bertahan?
rintihku pada sang alam
Sayup terdengar
lembut sang alam bersuara
menggetarkan asa di tengah kegalauanku
berikan napas kesejukan pada sudut kalbuku
ku yakin …
sedahsyat apa pun tamanku tergoncang
badai pasti berlalu
Bernadeth "aya" Nasrani
Baca juga: Perbedaan Pantun dan Puisi