Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin, Bani Umayyah Dan Bani Abbasiyah
Juni 05, 2015
Edit
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, kepemimpinan Islam dilanjutkan oleh para sahabat beliau yang mulia yaitu khulafaurrasyidin dan pada masa ini Islam berkembang sangat pesat hampir ke seluruh penjuru dunia.
Pengganti posisi Nabi Muhammad saw. sebagai kepala negara Daulah Islamiyyah kemudian disebut khalifah (wakil).
1) Khalifah pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. adalah Abu Bakar as-Shiddiq yang merupakan mertua Nabi Muhammad saw. Di bawah kepemimpinan-nya, seluruh jazirah Arab dapat dipersatukan di bawah Daulah Islamiyyah.
2) Abu Bakar digantikan oleh Umar bin Khattab. Di bawah kepemimpinan Umar, Islam mulai menyebar ke luar kawasan Arab, yakni ke Persia dan Mesir, serta wilayah pantai Afrika.
3) Khalifah selanjutnya adalah Usman bin Affan yang berhasil menyebarkan Islam ke Siprus, Rhodesia, dan Asia Tengah.
4) Usman bin Affan digantikan oleh Ali bin Abu Thalib yang merupakan sepupu Nabi Muhammad saw.
Berakhirnya kepemimpinan Ali bin Abu Thalib menandai berakhirnya masa Khulafaur Rasyidin. Pada tahun 661 M, kepemimpinan Islam beralih kepada kaum Muawiyah atau yang lebih dikenal sebagai Bani Umayyah.
Sejak saat itu, pemerintahan hanya dijabat oleh orang-orang dari keluarga Muawiyyah, yakni keluarga Umayyah. Maka, lahirlah Dinasti Umayyah dalam pola kepemimpinan Daulah Islamiyyah.
Dinasti Umayyah berhasil mengembangkan wilayah Daulah Islamiyyah hingga ke Punjab di India dan Spanyol sehingga peradaban Islam mulai memengaruhi Eropa Barat.
Sejak kepemimpinan beralih ke Dinasti Abbasiyah, ibu kota pun dipindahkan ke Bagdad. Pada masa kepemimpinan Dinasti Abbasiyah pengaruh Islam semakin meluas dan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat.
Orang-orang Islam mampu mengembangkan ilmu pengetahuan alam, matematika, dan filsafat yang kemudian menjadi sumber rujukan bagi para ilmuwan Eropa.
Zaman Khulafaur Rasyidin
Setelah Nabi Muhammad saw. wafat, posisinya sebagai nabi dan rasul tidak tergantikan. Namun, posisi Nabi Muhammad saw. sebagai kepala negara Daulah Islamiyyah dapat digantikan.Pengganti posisi Nabi Muhammad saw. sebagai kepala negara Daulah Islamiyyah kemudian disebut khalifah (wakil).
1) Khalifah pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. adalah Abu Bakar as-Shiddiq yang merupakan mertua Nabi Muhammad saw. Di bawah kepemimpinan-nya, seluruh jazirah Arab dapat dipersatukan di bawah Daulah Islamiyyah.
2) Abu Bakar digantikan oleh Umar bin Khattab. Di bawah kepemimpinan Umar, Islam mulai menyebar ke luar kawasan Arab, yakni ke Persia dan Mesir, serta wilayah pantai Afrika.
3) Khalifah selanjutnya adalah Usman bin Affan yang berhasil menyebarkan Islam ke Siprus, Rhodesia, dan Asia Tengah.
4) Usman bin Affan digantikan oleh Ali bin Abu Thalib yang merupakan sepupu Nabi Muhammad saw.
Berakhirnya kepemimpinan Ali bin Abu Thalib menandai berakhirnya masa Khulafaur Rasyidin. Pada tahun 661 M, kepemimpinan Islam beralih kepada kaum Muawiyah atau yang lebih dikenal sebagai Bani Umayyah.
Gambar: Perkembangan Islam pada Masa Khulafaurrasyidin |
Zaman Dinasti Umayyah
Sejak masa kepemimpinan Muawiyah bin Abu Sofyan, ibu kota Daulah Islamiyyah dipindahkan dari Madinah ke Damaskus. Selain itu, lingkar kepemimpinan diubah menjadi sistem turun-temurun ala kerajaan.Sejak saat itu, pemerintahan hanya dijabat oleh orang-orang dari keluarga Muawiyyah, yakni keluarga Umayyah. Maka, lahirlah Dinasti Umayyah dalam pola kepemimpinan Daulah Islamiyyah.
Dinasti Umayyah berhasil mengembangkan wilayah Daulah Islamiyyah hingga ke Punjab di India dan Spanyol sehingga peradaban Islam mulai memengaruhi Eropa Barat.
Zaman Dinasti Abbasiyah
Pada tahun 750 M, Dinasti Umayyah digulingkan oleh keluarga keturunan Abbas bin Abdul Muthalib, paman dari Nabi Muhammad saw. Sejak saat itu, riwayat Dinasti Umayyah berakhir dan Daulah Islamiyyah kemudian dipimpin oleh keluarga Abbas yang oleh para ahli sejarah disebut Dinasti Abbasiyah.Sejak kepemimpinan beralih ke Dinasti Abbasiyah, ibu kota pun dipindahkan ke Bagdad. Pada masa kepemimpinan Dinasti Abbasiyah pengaruh Islam semakin meluas dan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat.
Orang-orang Islam mampu mengembangkan ilmu pengetahuan alam, matematika, dan filsafat yang kemudian menjadi sumber rujukan bagi para ilmuwan Eropa.