Bentuk Interaksi Antar Komponen Biotik
Juni 17, 2015
Edit
Pola interaksi dalam sebuah ekosistem memiliki bentuk yang beragam, ada bentuk interaksi antar komponen biotik dan abiotik serta ada bentuk interaksi antar sesama komponen biotik.
Pada kesempatan ini kita akan membahas lebih rinci tentang bentuk interaksi yang kedua, yaitu bentuk interaksi antar komponen biotik.
Semua makhluk hidup membutuhkan makanan. Makanan menyediakan energi dan senyawa penting untuk hidup. Tumbuhan menggunakan energi dan zat-zat anorganik (senyawa kimia) di sekitarnya untuk membuat makanan.
Contohnya padi dimakan belalang. Belalang dimakan ayam. Ayam dimakan manusia. Pada rantai makanan ini, padi berperan sebagai produsen.
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai produsen karena membuat makanan dengan cara fotosintesis.
Hewan yang memakan tumbuhan disebut konsumen. Konsumen dapat berupa herbivora, karnivora, atau omnivora. Herbivora menempati konsumen tingkat pertama karena dia memakan tumbuhan secara langsung.
Karnivora menempati konsumen tingkat kedua karena dia memangsa hewan berikutnya. Konsumen tingkat ketiga akan memangsa konsumen tingkat kedua.
Konsumen tingkat keempat juga diduduki oleh karnivora lain yang memangsa karnivora (konsumen tingkat ketiga). Omnivora biasanya menempati tingkat tropik paling atas.
Sementara itu, satu karnivora tidak hanya memakan satu jenis organisme (herbivora) saja. Misalnya, rubah tidak hanya memakan kelinci, tetapi juga tikus, bahkan burung, bahkan kerbau.
Dengan demikian, suatu rantai makanan tidak ada yang berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan membentuk jaring-jaring makanan.
Energi kimia dalam tubuh makhluk hidup akan dimanfaatkan makhluk hidup lain melalui peristiwa pemangsaan (predasi), sehingga makhluk hidup pemangsa (predator) mendapat energi dan zat kimia dari makhluk hidup mangsanya.
Jadi, dalam suatu rantai makanan terjadi suatu aliran energi (arus energi). Aliran energi dalam suatu rantai makanan berawal dari produsen. Aliran energi ini berjalan satu arah, dari produsen ke konsumen.
Tumbuhan hijau sebagai produsen memanfaatkan energi matahari secara langsung melalui fotosintesis untuk diubah menjadi makanan bagi dirinya sendiri. Sisa makanannya akan disimpan dalam bentuk zat kimia (bahan organik) dalam tubuhnya sebagai makanan cadangan.
Makanan cadangan akan dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain (herbivora) sebagai sumber energi dan diubah dalam bentuk zat kimia (senyawa organik) yang kemudian akan dimanfaatkan makhluk hidup lain sebagai sumber energi dengan memakannya. Demikian seterusnya, proses makan dan dimakan menyebabkan terjadinya arus energi.
Pemangsa konsumen pertama (herbivora) akan mendapat energi dalam jumlah yang lebih kecil dari energi produsen. Oleh karena itu, agar kebutuhan energinya tercukupi, suatu organisme tidak hanya memangsa satu organisme saja sekali waktu, tetapi berulang kali.
Jadi, untuk memenuhi kebutuhan energi, jumlah mangsa biasanya lebih banyak daripada pemangsa. Rangkaian rantai makanan dari produsen ke konsumen memperlihatkan tingkat makanan disebut tingkat tropik.
Tingkat tropik pertama diduduki oleh produsen, tingkat tropik kedua diduduki oleh herbivora, tingkat tropik ketiga diduduki oleh karnivora.
Adapun tingkat tropik keempat ditempati oleh karnivora lain (pemangsa karnivora pertama). Perbandingan jumlah antara tingkat tropik membentuk suatu bangun piramida. Bangun piramida itu disebut piramida makanan atau piramida ekologi.
Pada kesempatan ini kita akan membahas lebih rinci tentang bentuk interaksi yang kedua, yaitu bentuk interaksi antar komponen biotik.
Semua makhluk hidup membutuhkan makanan. Makanan menyediakan energi dan senyawa penting untuk hidup. Tumbuhan menggunakan energi dan zat-zat anorganik (senyawa kimia) di sekitarnya untuk membuat makanan.
Bentuk Interaksi Antar Komponen Biotik
Energi berasal dari matahari, zat-zat anorganik (mineral) berasal dari udara dan tanah. Hewan tidak dapat melakukan hal seperti itu. Hewan mendapatkan energi dan zat kimia dari makanan. Hewan sangat bergantung pada tumbuhan untuk bertahan hidup.a. Rantai Makanan
Kita dapat menghubungkan organisme-organisme secara bersama-sama dalam bentuk hubungan makan dan dimakan. Peristiwa urutan makan dan dimakan disebut rantai makanan. Peristiwa ini dapat terjadi di ekosistem darat maupun ekosistem air.Contohnya padi dimakan belalang. Belalang dimakan ayam. Ayam dimakan manusia. Pada rantai makanan ini, padi berperan sebagai produsen.
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai produsen karena membuat makanan dengan cara fotosintesis.
Hewan yang memakan tumbuhan disebut konsumen. Konsumen dapat berupa herbivora, karnivora, atau omnivora. Herbivora menempati konsumen tingkat pertama karena dia memakan tumbuhan secara langsung.
Karnivora menempati konsumen tingkat kedua karena dia memangsa hewan berikutnya. Konsumen tingkat ketiga akan memangsa konsumen tingkat kedua.
Konsumen tingkat keempat juga diduduki oleh karnivora lain yang memangsa karnivora (konsumen tingkat ketiga). Omnivora biasanya menempati tingkat tropik paling atas.
b. Jaring-Jaring Makanan
Di alam, satu organisme (baik produsen maupun konsumen) tidak hanya merupakan sumber energi dan zat kimia bagi satu organisme saja. Beberapa jenis hewan juga memakan produsen yang sama.Sementara itu, satu karnivora tidak hanya memakan satu jenis organisme (herbivora) saja. Misalnya, rubah tidak hanya memakan kelinci, tetapi juga tikus, bahkan burung, bahkan kerbau.
Dengan demikian, suatu rantai makanan tidak ada yang berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan membentuk jaring-jaring makanan.
Gambar: Perbedaan Rantai Makan dan Jaring-jaring Makanan |
c. Arus Energi
Dalam suatu rantai makanan terjadi peristiwa makan dan dimakan. Makhluk hidup yang memakan organisme lain melakukan usaha untuk mendapatkan energi dan zat kimia dan mengubah energi dalam bentuk senyawa kimia lain dalam tubuhnya.Energi kimia dalam tubuh makhluk hidup akan dimanfaatkan makhluk hidup lain melalui peristiwa pemangsaan (predasi), sehingga makhluk hidup pemangsa (predator) mendapat energi dan zat kimia dari makhluk hidup mangsanya.
Jadi, dalam suatu rantai makanan terjadi suatu aliran energi (arus energi). Aliran energi dalam suatu rantai makanan berawal dari produsen. Aliran energi ini berjalan satu arah, dari produsen ke konsumen.
Tumbuhan hijau sebagai produsen memanfaatkan energi matahari secara langsung melalui fotosintesis untuk diubah menjadi makanan bagi dirinya sendiri. Sisa makanannya akan disimpan dalam bentuk zat kimia (bahan organik) dalam tubuhnya sebagai makanan cadangan.
Makanan cadangan akan dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain (herbivora) sebagai sumber energi dan diubah dalam bentuk zat kimia (senyawa organik) yang kemudian akan dimanfaatkan makhluk hidup lain sebagai sumber energi dengan memakannya. Demikian seterusnya, proses makan dan dimakan menyebabkan terjadinya arus energi.
d. Piramida Makanan
Pada arus energi atau rantai makanan di suatu ekosistem hanya sebagian kecil energi yang berpindah dari produsen ke konsumen. Energi itu pun akan diubah menjadi energi kimia dalam tubuh konsumen dengan jumlah yang lebih kecil.Pemangsa konsumen pertama (herbivora) akan mendapat energi dalam jumlah yang lebih kecil dari energi produsen. Oleh karena itu, agar kebutuhan energinya tercukupi, suatu organisme tidak hanya memangsa satu organisme saja sekali waktu, tetapi berulang kali.
Jadi, untuk memenuhi kebutuhan energi, jumlah mangsa biasanya lebih banyak daripada pemangsa. Rangkaian rantai makanan dari produsen ke konsumen memperlihatkan tingkat makanan disebut tingkat tropik.
Gambar: Piramida Makanan |
Tingkat tropik pertama diduduki oleh produsen, tingkat tropik kedua diduduki oleh herbivora, tingkat tropik ketiga diduduki oleh karnivora.
Adapun tingkat tropik keempat ditempati oleh karnivora lain (pemangsa karnivora pertama). Perbandingan jumlah antara tingkat tropik membentuk suatu bangun piramida. Bangun piramida itu disebut piramida makanan atau piramida ekologi.