Metode dan Teknik Membaca Cepat 250 Kata Per Menit
November 15, 2015
Edit
Membaca cepat merupakan salah satu metode untuk membaca teks atau wacana yang menuntut pemahaman secara cepat. Pembaca yang baik akan mendapat 80% – 90% pemahaman dari teks yang dibaca dalam waktu yang ditentukan.
Dalam hal ini, kecepatan membaca orang per orang berbeda-beda. Misalnya 200 kata per menit, 250 kata per menit, dan seterusnya. Namun demikian, akan menjadi sangat baik jika kecepatan membaca dilatih, sehingga mencapai hasil atau kemampuan yang maksimal.
KM : Kecepatan Membaca
JK : Jumlah Kata
WM: Waktu Membaca
Buku bacaan seperti majalah, biasanya dibaca dengan kecepatan 200 – 400 kata per menit. Dengan kemampuan seperti ini, minimal 70% pemahaman akan diperoleh pembaca. Adapun kecepatan di atas 400 kata per menit hanya digunakan untuk membaca informasi yang sifatnya sekilas.
Dalam melatih kemampuan membaca cepat kalian, bacalah teks di bawah dengan waktu 1 menit. Setelah selesai membaca, jawablah pertanyaan berkaitan isi teks tanpa membaca kembali teks.
Jika 75% jawaban atas pertanyaan di atas tepat, berarti kalian telah mampu membaca cepat (dengan 250 kata per menit) dengan baik. Agar kemampuan kalian meningkat, kalian harus lebih banyak berlatih.
Latihlah kemampuan membaca cepat kalian dengan membaca teks ± 250 kata berikut dalam waktu 1 menit!
Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah merambah di berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan. Selain itu, gamelan melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama. Pergelaran musik gamelan kini dapat dinikmati di berbagai belahan dunia. Namun, Jogjakarta adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan. Ini dikarenakan di kota inilah Anda dapat menikmati versi aslinya.
Gamelan yang berkembang di Jogjakarta adalah Gamelan Jawa. Gamelan Jawa berbeda dengan Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena Jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.
Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan. Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentungan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis, hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini digunakan untuk mengiringi pergelaran wayang dan tarian. Barulah pada beberapa waktu sesudah mengiringi pergelaran wayang dan tarian, gamelan berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.
Setelah membaca teks di atas dalam waktu 1 menit, kalian dapat mengevaluasi kemampuan membaca cepat kalian dengan indikator kemampuan memahami isi bacaan. Kemampuan membaca cepat kalian dikatakan berhasil apabila kalian dapat menjawab pertanyaan berkenaan dengan teks bacaan, dengan kebenaran lebih dari 75%.
Sebagai contoh pertanyaan yang berkenaan dengan teks di atas adalah berikut.
1. Apakah dampak dari popularitas musik gamelan?
2. Di manakah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan?
3. Mengapa Jogjakarta dikatakan sebagai tempat yang tepat untuk menikmati musik gamelan?
4. Apakah nama jenis gamelan yang berkembang di Jogjakarta?
5. Bagaimanakah perbedaan antara Gamelan Jawa dengan Gamelan Bali dan Gamelan Sunda?
6. Apa salah satu penyebab adanya perbedaan dalam musik Gamelan Jawa dengan musik gamelan lainnya?
7. Apa saja musik yang mendasari kemunculan gamelan?
8. Apakah fungsi gamelan itu?
Adapun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah berikut.
1. Merambah di berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama.
2. Jogjakarta.
3. Karena di kota inilah kita dapat menikmati gamelan dalam versi aslinya.
4. Gamelan Jawa.
5. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, sedangkan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling.
6. Pandangan hidup masyarakat yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.
7. Kentungan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis, hingga dikenalnya alat musik dari logam.
8. Untuk mengiringi pergelaran wayang dan tarian.
1. Membaca dengan tidak menggerakkan bibir dan tidak bersuara.
2. Menghindari regresi atau pembacaan yang mengulang-ulang.
3. Memperluas jangkauan mata terhadap teks.
4. Berlatih secara tekun dan rutin.
Dalam hal ini, kecepatan membaca orang per orang berbeda-beda. Misalnya 200 kata per menit, 250 kata per menit, dan seterusnya. Namun demikian, akan menjadi sangat baik jika kecepatan membaca dilatih, sehingga mencapai hasil atau kemampuan yang maksimal.
Rumus kecepatan membaca
Kecepatan membaca diukur dengan rumus: Jumlah kata dibagi waktu membaca.KM = JK/WMKeterangan:
KM : Kecepatan Membaca
JK : Jumlah Kata
WM: Waktu Membaca
Buku bacaan seperti majalah, biasanya dibaca dengan kecepatan 200 – 400 kata per menit. Dengan kemampuan seperti ini, minimal 70% pemahaman akan diperoleh pembaca. Adapun kecepatan di atas 400 kata per menit hanya digunakan untuk membaca informasi yang sifatnya sekilas.
Contoh Latihan Membaca Cepat 250 Kata Per Menit
Membaca Cepat |
Jika 75% jawaban atas pertanyaan di atas tepat, berarti kalian telah mampu membaca cepat (dengan 250 kata per menit) dengan baik. Agar kemampuan kalian meningkat, kalian harus lebih banyak berlatih.
Latihlah kemampuan membaca cepat kalian dengan membaca teks ± 250 kata berikut dalam waktu 1 menit!
Gamelan, Orkestra ala Jawa
Gamelan yang berkembang di Jogjakarta adalah Gamelan Jawa. Gamelan Jawa berbeda dengan Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena Jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.
Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan. Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentungan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis, hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini digunakan untuk mengiringi pergelaran wayang dan tarian. Barulah pada beberapa waktu sesudah mengiringi pergelaran wayang dan tarian, gamelan berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.
(Sumber: www.yogyes.com, dengan pengubahan)
Setelah membaca teks di atas dalam waktu 1 menit, kalian dapat mengevaluasi kemampuan membaca cepat kalian dengan indikator kemampuan memahami isi bacaan. Kemampuan membaca cepat kalian dikatakan berhasil apabila kalian dapat menjawab pertanyaan berkenaan dengan teks bacaan, dengan kebenaran lebih dari 75%.
Sebagai contoh pertanyaan yang berkenaan dengan teks di atas adalah berikut.
1. Apakah dampak dari popularitas musik gamelan?
2. Di manakah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan?
3. Mengapa Jogjakarta dikatakan sebagai tempat yang tepat untuk menikmati musik gamelan?
4. Apakah nama jenis gamelan yang berkembang di Jogjakarta?
5. Bagaimanakah perbedaan antara Gamelan Jawa dengan Gamelan Bali dan Gamelan Sunda?
6. Apa salah satu penyebab adanya perbedaan dalam musik Gamelan Jawa dengan musik gamelan lainnya?
7. Apa saja musik yang mendasari kemunculan gamelan?
8. Apakah fungsi gamelan itu?
Adapun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah berikut.
1. Merambah di berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama.
2. Jogjakarta.
3. Karena di kota inilah kita dapat menikmati gamelan dalam versi aslinya.
4. Gamelan Jawa.
5. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, sedangkan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling.
6. Pandangan hidup masyarakat yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.
7. Kentungan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis, hingga dikenalnya alat musik dari logam.
8. Untuk mengiringi pergelaran wayang dan tarian.
Teknik Membaca Cepat
Kemampuan membaca cepat dapat dilatih dengan teknik berikut.1. Membaca dengan tidak menggerakkan bibir dan tidak bersuara.
2. Menghindari regresi atau pembacaan yang mengulang-ulang.
3. Memperluas jangkauan mata terhadap teks.
4. Berlatih secara tekun dan rutin.