Cara Membaca Puisi dan Kumpulan Contoh Puisi tentang Ibu serta Cara Menanggapi Pembacaan Puisi
November 24, 2015
Edit
Pembahasan kali ini adalah penjelasan lengkap tentang cara membaca puisi, cara menanggapi pembacaan puisi, dan kumpulan contoh puisi tentang ibu (contoh puisi ibu, puisi untuk ibu, kumpulan puisi ibu, puisi buat ibu, puisi untuk bunda, puisi hari ibu, puisi untuk mama, puisi ibu tercinta, puisi ibuku, kumpulan puisi anak, puisi anak untuk ibu, puisi untuk orang tua, puisi untuk ibu tercinta, puisi ibu singkat, puisi sedih untuk ibu dan pantun untuk ibu).
Idealnya, menikmati puisi adalah menyimak pembacaan puisi tersebut. Oleh karena itu, pembaca puisi harus dapat menggambarkan perasaan, situasi, kondisi, dan peristiwa dalam puisi.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak pembacaan puisi adalah
a. pelafalan, yaitu cara membunyikan atau melafalkan huruf
b. volume suara, yaitu tingkat kenyaringan atau kekuatan suara
c. intonasi, yaitu perubahan nada (naik-turun, tinggi-rendah)
d. ekspresi, yaitu perubahan raut wajah untuk memperlihatkan perasaan tertentu.
Contoh I
Padahal dulu tak pernah terpikir
bahwa semua akan dialami
Lalu sekarang sesudah merasa dewasa
juga perasaan ingin berbakti itu
Mungkin akan tiba saatnya
Seorang anak, menangis di negeri orang
Lantas ingin pulang, tapi tak punya harapan
Dan akhirnya hanya doa
semoga ibu tak lekas mati
supaya anaknya sempat kembali
dan bercerita tentang hidup senang serba kecukupan
seperti dalam dongeng-dongeng
Puisi tersebut menggambarkan perasaan rindu terhadap sosok ibu. Oleh karena itu, jika dibacakan, maka menggunakan intonasi yang rendah dengan ekspresi yang mengiba.
Contoh II
Pergi ke dunia luas,anakku sayang
Pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari pagi menyinari daun-daunan
Dalam rimba dan padang hijau
Pergi ke laut lepas, anakku sayang
Pergi ke alam bebas!
Selama hari belum petang
Dan warna senja belum kemerah-merahan
Penutup pintu waktu lampau
Contoh III
Kepada Ki Ajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi lembah indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah, O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak terlihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau pun turut menjaga zaman.
Baca: Langkah-langkah Membuat Puisi
Cara Membaca Puisi
Puisi merupakan sarana penyaluran perasaan dan pikiran. Ada beberapa bentuk mengapresiasi puisi, yaitu pembacaan, deklamasi, dramatisasi, dan musikalisasi puisi. Dapatkah kamu membedakan bentuk-bentuk tersebut?Idealnya, menikmati puisi adalah menyimak pembacaan puisi tersebut. Oleh karena itu, pembaca puisi harus dapat menggambarkan perasaan, situasi, kondisi, dan peristiwa dalam puisi.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak pembacaan puisi adalah
a. pelafalan, yaitu cara membunyikan atau melafalkan huruf
b. volume suara, yaitu tingkat kenyaringan atau kekuatan suara
c. intonasi, yaitu perubahan nada (naik-turun, tinggi-rendah)
d. ekspresi, yaitu perubahan raut wajah untuk memperlihatkan perasaan tertentu.
Kumpulan Contoh Puisi Tentang Ibu
Simaklah pembacaan puisi berikut!Contoh I
Sajak Ingat Ibu
Oleh Yudhistira Ardi Noegraha
Padahal dulu tak pernah terpikir
bahwa semua akan dialami
Lalu sekarang sesudah merasa dewasa
juga perasaan ingin berbakti itu
Mungkin akan tiba saatnya
Seorang anak, menangis di negeri orang
Lantas ingin pulang, tapi tak punya harapan
Dan akhirnya hanya doa
semoga ibu tak lekas mati
supaya anaknya sempat kembali
dan bercerita tentang hidup senang serba kecukupan
seperti dalam dongeng-dongeng
Antologi Puisi Anak-anak Rumah Dunia
Puisi tersebut menggambarkan perasaan rindu terhadap sosok ibu. Oleh karena itu, jika dibacakan, maka menggunakan intonasi yang rendah dengan ekspresi yang mengiba.
Ibu |
Contoh II
Surat dari Ibu
Asrul Sani
Pergi ke dunia luas,anakku sayang
Pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari pagi menyinari daun-daunan
Dalam rimba dan padang hijau
Pergi ke laut lepas, anakku sayang
Pergi ke alam bebas!
Selama hari belum petang
Dan warna senja belum kemerah-merahan
Penutup pintu waktu lampau
Contoh III
Teratai
Sanusi Pane
Kepada Ki Ajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi lembah indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah, O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak terlihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau pun turut menjaga zaman.
Dari Jassin, Pujangga Baru Prosa dan Puisi
Baca: Langkah-langkah Membuat Puisi