Pengertian Macam-macam Adaptasi Morfologi, Fisiologi dan Tingkah Laku pada Makhluk Hidup (Manusia, Hewan, Tumbuhan) Beserta Contohnya
Oktober 27, 2015
Edit
Pembahasan berikut ini adalah tentang pengertian adaptasi, macam-macam adaptasi, contoh adaptasi morfologi, contoh adaptasi fisiologi, dan contoh adaptasi tingkah laku pada manusia hewan dan tumbuhan.
Pernahkah Anda melihat pepohonan menggugurkan daunnya di musim kamarau? Kemampuan pohon menggugurkan daunnya saat musim kemarau merupakan salah satu cara pohon untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Pohon atau tumbuhan tersebut menggugurkan daunnya untuk menjaga agar tubuhnya tidak kekurangan air. Hewan dan manusia pun memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya sebagai usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Jika tidak demikian, makhluk hidup tersebut terancam musnah. Setiap makhluk hidup memerlukan lingkungan yang sesuai untuk dapat melaksanakan fungsi hidupnya.
Saat lingkungan tempat hidupnya tidak sesuai lagi, maka alam akan menuntut perubahan pada makhluk hidup agar dapat bertahan hidup.
Jika makhluk hidup tersebut tidak dapat menyesuaikan diri, maka alam akan melakukan seleksi sehingga terjadi kepunahan. Untuk menghindari kepunahan suatu makhluk hidup melakukan suatu tahapan hidup yaitu berkembang biak.
Adaptasi dapat dilakukan dengan merubah pola makan, morfologi tubuh, dan beragam perubahan lainnya untuk dapat bertahan hidup. Kerang yang biasa tinggal di pantai melakukan adaptasi terhadap pengaruh ombak.
Ombak memberi tekanan pada cangkang kerang, sehingga terdapat perbedaan bentuk cangkang kerang sebagai adaptasi kerang terhadap lingkungannya.
Kerang yang hidup di daerah berombak memiliki bentuk kerucut, sedangkan yang terletak pada daerah pasang tinggi yang kadang-kadang terkena ombak bentuk kerucutnya lebih sedikit, bahkan pada daerah yang sama sekali tidak terkena ombak memiliki bentuk yang hampir pipih.
Di wilayah utara dan selatan dari khatulistiwa, saat musim dingin tiba, suhu udara begitu dingin, daun-daun mulai menguning dan mengugurkan daun dan bahkan turun salju yang menutupi seluruh permukaan.
Kita sebagai manusia dapat mengatasi hal ini dengan tinggal di rumah dan menyalakan penghangat, makan susu hangat dan tidur di bawah selimut tebal. Bagaimana dengan binatang yang tinggal di luar sana?
Untuk dapat bertahan melewati musim tersebut beragam cara dilakukan binatang. Kelangkaan makanan di musim dingin diatasi oleh rusa, dan kelinci dengan memakan lumut, ranting dan kulit kayu.
Kelinci juga memanfaatkan bulunya yang putih untuk bersembunyi dalam salju, sehingga terhindar dari ancaman hewan lain yang sedang kelaparan. Srigala saat kesulitan mendapat makanan dapat memakan apa yang ada seperti buah-buahan atau serangga.
Binatang seperti burung, serangga atau ikan biasanya melakukan migrasi untuk menghindari cuaca dingin dan kelangkaan makanan. Saat musim dingin telah berlalu mereka biasanya kembali.
Beberapa binatang seperti bajing dan tikus sudah mempersiapkan cadangan makanan saat musim gugur, juga sudah memakan sejumlah makanan untuk disimpan sebagai cadangan dalam tubuh.
Hewan yang lain seperti beruang, sigung, tupai tanah, dan beberapa kelelawar melewati musim dengin dengan berhibernasi. Hibernasi adalah tidur yang sangat lama, yaitu sepanjang musim dingin.
Saat tidur suhu tubuh turun, detak jantung melambat dan pernapasan pun melambat, sehingga dapat dilakukan penghematan cadangan makanan yang telah disiapkan sepanjang musim gugur.
Kelangsungan makhluk hidup dalam lingkungannya sangat tergantung pada kelangsungan perolehan sumber makanan untuk bertahan hidup Kendala alam umumnya berkaitan dengan masalah ketersediaan makanan.
Saat makanan yang biasa dimakan tidak, tersedia beberapa makhluk hidup beradaptasi dengan merubah jenis makanannya. Perubahan jenis makanan biasanya diikuti oleh perubahan pada susunan tubuh makhluk hidup, misalnya perubahan bentuk paruh burung sesuai jenis makanannya.
Burung pipit pemakan tumbuhan, dengan burung berkicau dan burung pelatuk diperkirakan berasal dari satu jenis burung yang sama. Hanya karena faktor ketersedian makanan, maka mengalami perubahan pada bentuk paruhnya sesuai makanannya.
Adaptasi yang terjadi dalam waktu lama dan berlangsung terus menerus, pada suatu saat akan menghasilkan keturunan yang berbeda dengan nenek moyangnya. Proses tersebut disebut dengan evolusi.
Evolusi pada makluk hidup dapat dibuktikan dengan adanya penemuan fosil. Fosil adalah sisa makluk hidup dari zaman purba yang membatu dan tertanam dalam lapisan tanah dan batuan.
Melalui pengamatan fosil kita akan mengetahui yang pernah ada pada massa lampau, lamanya mereka hidup dan hubungannya dengan makluk hidup yang ada sekarang.
Salah satu contoh fosil makhluk hidup yang ditemukan secara lengkap pada setiap lapisan tanah adalah fosil kuda.
Berdasarkan penemuan fosil kita dapat memperkirakan bahwa awalnya kuda purba berukuran kecil dengan jari-jari kaki sebanyak lima buah, namun lama kelamaan bertambah besar dengan jari kaki kuda depan hanya tiga buah.
Tubuh kuda sekarang bertambah besar dan jari kakinya pun hanya satu buah. Perubahan tersebut terjadi dalam waktu lama dan terjadi tahap demi tahap akibat dari proses adaptasi terhadap lingkungan.
Pernahkah Anda melihat pepohonan menggugurkan daunnya di musim kamarau? Kemampuan pohon menggugurkan daunnya saat musim kemarau merupakan salah satu cara pohon untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Pohon atau tumbuhan tersebut menggugurkan daunnya untuk menjaga agar tubuhnya tidak kekurangan air. Hewan dan manusia pun memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya sebagai usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Jika tidak demikian, makhluk hidup tersebut terancam musnah. Setiap makhluk hidup memerlukan lingkungan yang sesuai untuk dapat melaksanakan fungsi hidupnya.
Saat lingkungan tempat hidupnya tidak sesuai lagi, maka alam akan menuntut perubahan pada makhluk hidup agar dapat bertahan hidup.
Jika makhluk hidup tersebut tidak dapat menyesuaikan diri, maka alam akan melakukan seleksi sehingga terjadi kepunahan. Untuk menghindari kepunahan suatu makhluk hidup melakukan suatu tahapan hidup yaitu berkembang biak.
Bagan: Macam-macam Adaptasi |
Adaptasi Makhluk Hidup terhadap Lingkungan
Alam yang senantiasa berubah dan persaingan dengan makhluk hidup mendorong makhluk hidup untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi.Adaptasi dapat dilakukan dengan merubah pola makan, morfologi tubuh, dan beragam perubahan lainnya untuk dapat bertahan hidup. Kerang yang biasa tinggal di pantai melakukan adaptasi terhadap pengaruh ombak.
Ombak memberi tekanan pada cangkang kerang, sehingga terdapat perbedaan bentuk cangkang kerang sebagai adaptasi kerang terhadap lingkungannya.
Kerang yang hidup di daerah berombak memiliki bentuk kerucut, sedangkan yang terletak pada daerah pasang tinggi yang kadang-kadang terkena ombak bentuk kerucutnya lebih sedikit, bahkan pada daerah yang sama sekali tidak terkena ombak memiliki bentuk yang hampir pipih.
Di wilayah utara dan selatan dari khatulistiwa, saat musim dingin tiba, suhu udara begitu dingin, daun-daun mulai menguning dan mengugurkan daun dan bahkan turun salju yang menutupi seluruh permukaan.
Kita sebagai manusia dapat mengatasi hal ini dengan tinggal di rumah dan menyalakan penghangat, makan susu hangat dan tidur di bawah selimut tebal. Bagaimana dengan binatang yang tinggal di luar sana?
Untuk dapat bertahan melewati musim tersebut beragam cara dilakukan binatang. Kelangkaan makanan di musim dingin diatasi oleh rusa, dan kelinci dengan memakan lumut, ranting dan kulit kayu.
Kelinci juga memanfaatkan bulunya yang putih untuk bersembunyi dalam salju, sehingga terhindar dari ancaman hewan lain yang sedang kelaparan. Srigala saat kesulitan mendapat makanan dapat memakan apa yang ada seperti buah-buahan atau serangga.
Binatang seperti burung, serangga atau ikan biasanya melakukan migrasi untuk menghindari cuaca dingin dan kelangkaan makanan. Saat musim dingin telah berlalu mereka biasanya kembali.
Beberapa binatang seperti bajing dan tikus sudah mempersiapkan cadangan makanan saat musim gugur, juga sudah memakan sejumlah makanan untuk disimpan sebagai cadangan dalam tubuh.
Hewan yang lain seperti beruang, sigung, tupai tanah, dan beberapa kelelawar melewati musim dengin dengan berhibernasi. Hibernasi adalah tidur yang sangat lama, yaitu sepanjang musim dingin.
Saat tidur suhu tubuh turun, detak jantung melambat dan pernapasan pun melambat, sehingga dapat dilakukan penghematan cadangan makanan yang telah disiapkan sepanjang musim gugur.
Kelangsungan makhluk hidup dalam lingkungannya sangat tergantung pada kelangsungan perolehan sumber makanan untuk bertahan hidup Kendala alam umumnya berkaitan dengan masalah ketersediaan makanan.
Saat makanan yang biasa dimakan tidak, tersedia beberapa makhluk hidup beradaptasi dengan merubah jenis makanannya. Perubahan jenis makanan biasanya diikuti oleh perubahan pada susunan tubuh makhluk hidup, misalnya perubahan bentuk paruh burung sesuai jenis makanannya.
Burung pipit pemakan tumbuhan, dengan burung berkicau dan burung pelatuk diperkirakan berasal dari satu jenis burung yang sama. Hanya karena faktor ketersedian makanan, maka mengalami perubahan pada bentuk paruhnya sesuai makanannya.
Adaptasi yang terjadi dalam waktu lama dan berlangsung terus menerus, pada suatu saat akan menghasilkan keturunan yang berbeda dengan nenek moyangnya. Proses tersebut disebut dengan evolusi.
Evolusi pada makluk hidup dapat dibuktikan dengan adanya penemuan fosil. Fosil adalah sisa makluk hidup dari zaman purba yang membatu dan tertanam dalam lapisan tanah dan batuan.
Melalui pengamatan fosil kita akan mengetahui yang pernah ada pada massa lampau, lamanya mereka hidup dan hubungannya dengan makluk hidup yang ada sekarang.
Salah satu contoh fosil makhluk hidup yang ditemukan secara lengkap pada setiap lapisan tanah adalah fosil kuda.
Berdasarkan penemuan fosil kita dapat memperkirakan bahwa awalnya kuda purba berukuran kecil dengan jari-jari kaki sebanyak lima buah, namun lama kelamaan bertambah besar dengan jari kaki kuda depan hanya tiga buah.
Tubuh kuda sekarang bertambah besar dan jari kakinya pun hanya satu buah. Perubahan tersebut terjadi dalam waktu lama dan terjadi tahap demi tahap akibat dari proses adaptasi terhadap lingkungan.