Macam-macam Alat dan Sistem Panca Indra pada Manusia (Indra Pengecap, Peraba, Penglihatan, Pembau dan Pendengar)
Oktober 27, 2015
Edit
Pokok bahasan pada artikel kali ini adalah tentang macam-macam alat indra pada manusia atau sistem indra manusia, yaitu; indra pengecap (lidah), indra peraba (kulit), indra penglihatan (mata), indra pembau (hidung) dan indra pendengar (telinga) yang dilengkapi dengan penjelasannya.
Manusia dapat menanggapi berbagai jenis rangsang yang ada di lingkungan dengan adanya alat indra. Hidung dan lidah menangapi rangsang terhadap bau dan rasa zat kimia.
Kulit dan telinga menangapi rangsang berupa tekanan, tegangan suara, dan gaya berat. Adapun rangsang cahaya ditanggapi oleh mata.
Sel-sel saraf pembau yang terdapat di dalam hidung manusia berjumlah kurang lebih 200.000 sel. Pada permukaan terdapat lapisan yang selalu berlendir. Hal ini penting sebagai pelembap rongga hidung.
Dengan adanya pelembap maka zat-zat kimia yang masuk dapat dilarutkan sehingga sel saraf pembau dapat mendeteksi baunya.
Hidung sebagai indra pembau turut membantu kita merasakan makanan sewaktu kita makan. Bau yang keluar dari makanan masuk melalui rongga mulut kemudian ke rongga hidung. Oleh karena itu, apabila kita sedang pilek, nafsu makan pun menjadi berkurang.
Puting pengecap untuk rasa manis terdapat di ujung lidah, pahit pada pangkal lidah, asin dan asam di pinggir (di bagian tepi) lidah. Pengecap untuk rasa pahit merupakan pengecap yang paling sensitif.
Hal ini sehubungan dengan daya penjagaan tubuh terhadap makanan beracun atau yang berbahaya, yang kebanyakan berasa pahit. Di samping puting-puting pengecap, pada lidah terdapat juga sel saraf untuk perasa (kasar dan halus) dan saraf untuk suhu.
Lidah selain sebagai pengecap rasa makanan juga berfungsi untuk mengatur dan membolak-balik makanan sewaktu mengunyah, membantu waktu berbicara (beberapa huruf memakai lidah untuk mengucapkannya), dan membantu menelan makanan.
Saraf yang berlaku sebagai reseptor yang peka terhadap sentuhan, tekanan, perubahan suhu, dan rasa nyeri, terletak di dalam kulit. Ujung-ujung saraf yang peka terhadap rasa nyeri berupa saraf yang bercabang dan berada di bagian permukaan kulit.
Badan Paccini atau reseptor tekanan berada jauh di dalam berbentuk bulatan yang terdiri atas lapisan-lapisan saraf. Badan Ruffini atau reseptor untuk rangsang mekanik (mekanoreseptor) berbentuk bulatan yang letaknya agak ke permukaan kulit.
Reseptor peraba merupakan bundelan badan saraf berbentuk bulat atau oval, yang terletak paling pinggir, tapi masih di bawah lapisan germinativum.
Penyebaran jenis-jenis reseptor pada kulit tidak sama. Ada kulit atau daerah yang peka terhadap sentuhan, dipastikan daerah tersebut banyak mengandung saraf yang peka terhadap rangsang sentuhan (saraf peraba). Contohnya, pada ujung jari. Reseptor yang peka terhadap nyeri, hampir merata berada di seluruh permukaan kulit.
Telinga yang merupakan indra pendengaran terdiri atas tiga bagian utama, yaitu telinga bagian luar, tengah, dan dalam. Telinga bagian luar, terdiri atas daun telinga, lubang telinga, saluran telinga luar, dan selaput gendang telinga (selaput Timpani).
Telinga bagian tengah, terdiri atas rongga telinga tengah, dan lubang yang menuju saluran Eustachius. Pada rongga telinga tengah terdapat tulang-tulang kecil sebanyak tiga buah yang berfungsi meneruskan getaran bunyi dari selaput gendang telinga ke bagian lebih dalam.
Susunan tiga tulang tersebut adalah tulang martil yang berhubungan dengan selaput gendang telinga, tulang landasan yang terletak di tengah dan tulang sanggurdi yang berhubungan dengan jendela oval.
Saluran Eustachius menghubungkan rongga telinga tengah dengan rongga mulut. Saluran ini berfungsi agar tekanan di bagian dalam telinga sama dengan tekanan di luar Telinga bagian dalam terdiri atas koklea dan alat keseimbangan.
Koklea atau rumah siput bentuknya spiral dan berfungsi sebagai organ pendengaran. Adapun alat keseimbangan berupa saluran setengah lingkaran (saluran semisirkular) sebanyak tiga buah.
Mata merupakan alat penglihatan yang sangat berharga. Dengan mata, kamu dapat melihat dunia yang sangat indah ini. Terdapat apa saja di dalam mata? Bagaimana caranya sehingga kamu dapat melihat benda?
Mata berbentuk bola dan terdapat sepasang. Kedua bola mata terdapat di dalam rongga mata. Pada bagian luar bola mata terdapat alis, bulu mata, dan kelopak.
Adapun bagian dalam bola mata terdiri atas kornea, cairan aqueous humor, pupil, iris, lensa, cairan vitreous humor, retina, dan saraf penglihatan. Perhatikan gambar bagian bola mata berikut ini.
Mata dapat melihat saat ada cahaya. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan ke mata. Cahaya akan membentuk bayangan benda. Bayangan benda pertamatama akan mengenai kornea, cairan aqueous humor, pupil, lensa, cairan vitreous humor, dan retina.
Bayangan yang terbentuk pada retina adalah terbalik. Dari retina, bayangan benda akan diteruskan ke otak oleh saraf penglihatan. Setelah diolah di otak, kita dapat mengetahui apa yang sedang dilihat.
Kita dapat melihat suatu benda apabila benda tersebut memantulkan cahaya. Cahayanya dipantulkan ke mata. Cahaya masuk ke pupil. Apabila cahayanya terlalu kuat, pupil akan menyempit.
Sebaliknya, apabila cahaya kurang kuat, pupil akan melebar. Agar bayangan jatuh pada alat penerima rangsang cahaya, maka bayangan tersebut harus tepat jatuh pada retina mata. Retina mengandung sel-sel saraf penerima.
Bayangan dapat jatuh ke retina karena adanya pengaturan kecembungan lensa mata. Lensa mata dapat menjadi lebih cembung atau lebih pipih. Bagian mata yang berperan mencembung dan memipihkan lensa mata ialah otot-otot penggantung lensa mata
Perubahan cembung dan pipihnya lensa mata disebut akomodasi. Semakin jauh benda yang dilihat, semakin pipih lensa mata. Sebaliknya, semakin dekat benda yang dilihat, makin cembung lensanya.
Apabila bayangan benda sudah mengenai retina, maka impuls cahaya tadi akan diteruskan oleh serabut saraf penglihatan menuju ke otak. Di otak, impuls ini akan diterjemahkan. Dengan demikian, kita akan mengetahui benda apa yang kita lihat.
Manusia dapat menanggapi berbagai jenis rangsang yang ada di lingkungan dengan adanya alat indra. Hidung dan lidah menangapi rangsang terhadap bau dan rasa zat kimia.
Kulit dan telinga menangapi rangsang berupa tekanan, tegangan suara, dan gaya berat. Adapun rangsang cahaya ditanggapi oleh mata.
1. Hidung (Indra Pembau)
Alat penerima rangsang bau terletak jauh di dalam rongga hidung. Terdiri atas sel-sel saraf pembau yang tersusun berjajar. Pada bagian ujung saraf pembau terdapat rambut-rambut halus (silia) sebagai badan sel sarafnya, sedangkan aksonnya membentuk bundelan saraf menuju ke otak.Sel-sel saraf pembau yang terdapat di dalam hidung manusia berjumlah kurang lebih 200.000 sel. Pada permukaan terdapat lapisan yang selalu berlendir. Hal ini penting sebagai pelembap rongga hidung.
Dengan adanya pelembap maka zat-zat kimia yang masuk dapat dilarutkan sehingga sel saraf pembau dapat mendeteksi baunya.
Hidung sebagai indra pembau turut membantu kita merasakan makanan sewaktu kita makan. Bau yang keluar dari makanan masuk melalui rongga mulut kemudian ke rongga hidung. Oleh karena itu, apabila kita sedang pilek, nafsu makan pun menjadi berkurang.
2. Lidah (Indra Pengecap)
Pada lidah terdapat indra pengecap yang terdiri atas puting-puting pengecap. Manusia dapat membedakan empat rasa dasar, yaitu rasa manis, asam, pahit, dan asin. Keempat macam rasa ini diterima oleh puting-puting pengecap yang berbeda penyebaran dan bentuknya.Puting pengecap untuk rasa manis terdapat di ujung lidah, pahit pada pangkal lidah, asin dan asam di pinggir (di bagian tepi) lidah. Pengecap untuk rasa pahit merupakan pengecap yang paling sensitif.
Hal ini sehubungan dengan daya penjagaan tubuh terhadap makanan beracun atau yang berbahaya, yang kebanyakan berasa pahit. Di samping puting-puting pengecap, pada lidah terdapat juga sel saraf untuk perasa (kasar dan halus) dan saraf untuk suhu.
Lidah selain sebagai pengecap rasa makanan juga berfungsi untuk mengatur dan membolak-balik makanan sewaktu mengunyah, membantu waktu berbicara (beberapa huruf memakai lidah untuk mengucapkannya), dan membantu menelan makanan.
3. Kulit (Indra Peraba)
Gambar: Bagian-bagian kulit |
Badan Paccini atau reseptor tekanan berada jauh di dalam berbentuk bulatan yang terdiri atas lapisan-lapisan saraf. Badan Ruffini atau reseptor untuk rangsang mekanik (mekanoreseptor) berbentuk bulatan yang letaknya agak ke permukaan kulit.
Reseptor peraba merupakan bundelan badan saraf berbentuk bulat atau oval, yang terletak paling pinggir, tapi masih di bawah lapisan germinativum.
Penyebaran jenis-jenis reseptor pada kulit tidak sama. Ada kulit atau daerah yang peka terhadap sentuhan, dipastikan daerah tersebut banyak mengandung saraf yang peka terhadap rangsang sentuhan (saraf peraba). Contohnya, pada ujung jari. Reseptor yang peka terhadap nyeri, hampir merata berada di seluruh permukaan kulit.
4. Telinga (Indera Pendengaran)
Gambar: Bagian-bagian telinga |
Telinga bagian tengah, terdiri atas rongga telinga tengah, dan lubang yang menuju saluran Eustachius. Pada rongga telinga tengah terdapat tulang-tulang kecil sebanyak tiga buah yang berfungsi meneruskan getaran bunyi dari selaput gendang telinga ke bagian lebih dalam.
Susunan tiga tulang tersebut adalah tulang martil yang berhubungan dengan selaput gendang telinga, tulang landasan yang terletak di tengah dan tulang sanggurdi yang berhubungan dengan jendela oval.
Saluran Eustachius menghubungkan rongga telinga tengah dengan rongga mulut. Saluran ini berfungsi agar tekanan di bagian dalam telinga sama dengan tekanan di luar Telinga bagian dalam terdiri atas koklea dan alat keseimbangan.
Koklea atau rumah siput bentuknya spiral dan berfungsi sebagai organ pendengaran. Adapun alat keseimbangan berupa saluran setengah lingkaran (saluran semisirkular) sebanyak tiga buah.
5. Mata (Indra Penglihat)
Gambar: Baian-bagian Mata |
Mata berbentuk bola dan terdapat sepasang. Kedua bola mata terdapat di dalam rongga mata. Pada bagian luar bola mata terdapat alis, bulu mata, dan kelopak.
Adapun bagian dalam bola mata terdiri atas kornea, cairan aqueous humor, pupil, iris, lensa, cairan vitreous humor, retina, dan saraf penglihatan. Perhatikan gambar bagian bola mata berikut ini.
Mata dapat melihat saat ada cahaya. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan ke mata. Cahaya akan membentuk bayangan benda. Bayangan benda pertamatama akan mengenai kornea, cairan aqueous humor, pupil, lensa, cairan vitreous humor, dan retina.
Bayangan yang terbentuk pada retina adalah terbalik. Dari retina, bayangan benda akan diteruskan ke otak oleh saraf penglihatan. Setelah diolah di otak, kita dapat mengetahui apa yang sedang dilihat.
Kita dapat melihat suatu benda apabila benda tersebut memantulkan cahaya. Cahayanya dipantulkan ke mata. Cahaya masuk ke pupil. Apabila cahayanya terlalu kuat, pupil akan menyempit.
Sebaliknya, apabila cahaya kurang kuat, pupil akan melebar. Agar bayangan jatuh pada alat penerima rangsang cahaya, maka bayangan tersebut harus tepat jatuh pada retina mata. Retina mengandung sel-sel saraf penerima.
Bayangan dapat jatuh ke retina karena adanya pengaturan kecembungan lensa mata. Lensa mata dapat menjadi lebih cembung atau lebih pipih. Bagian mata yang berperan mencembung dan memipihkan lensa mata ialah otot-otot penggantung lensa mata
Perubahan cembung dan pipihnya lensa mata disebut akomodasi. Semakin jauh benda yang dilihat, semakin pipih lensa mata. Sebaliknya, semakin dekat benda yang dilihat, makin cembung lensanya.
Apabila bayangan benda sudah mengenai retina, maka impuls cahaya tadi akan diteruskan oleh serabut saraf penglihatan menuju ke otak. Di otak, impuls ini akan diterjemahkan. Dengan demikian, kita akan mengetahui benda apa yang kita lihat.