7 Penyakit pada Sistem Ekskresi Ginjal
Oktober 10, 2015
Edit
Ada beberapa kelainan atau gangguan atau penyakit yang dapat menghambat kinerja organ-organ ekskresi tersebut sehingga mengurangi peran dan fungsinya.
Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine.
Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyebab albuminuria di antaranya adalah kekurangan protein, penyakit ginjal, dan penyakit hati.
Hal ini disebabkan karena proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah meningkat. Ginjal tidak mampu menyerap seluruh glukosa tersebut. Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama urine.
Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik agar penderitanya dapat merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya komplikasi.
Upaya untuk mengendalikan diabetes melitus di antaranya adalah:
a) Periksakan ke dokter sesuai jadwal/secara rutin.
b) Minum obat sesuai petunjuk dokter.
c) Mengatur diet.
d) Olahraga secara teratur.
e) Melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala.
Diabetes insipidus terjadi akibat penurunan pembentukan hormon antidiuretik, yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak.
Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika kadar hormon antidiuretik normal, tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus nefrogenik).
Penyebab lain terjadinya diabetes insipidus adalah:
a) Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan.
b) Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak).
c) Tumor.
d) Sarkoidosis atau tuberkulosis.
e) Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak.
f) Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis.
g) Histiositosis X (penyakit Hand-Schüller-Christian).
Diabetes insipidus dapat diobati dengan mengatasi penyebabnya. Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) dapat diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal.
Tetapi harus hati-hati, karena jika terlalu banyak mengkonsumsi obat ini dapat menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan, dan gangguan lainnya.
Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri.
Diabetes insipidus juga dapat dikendalikan oleh obatobatan yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik, seperti klorpropamid, karbamazepin, klofibrat, dan berbagai diuretik (tiazid). Tetapi, obat-obat ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.
Akibatnya terjadi penimbunan air pada kaki atau sering disebut oedema (kaki penderita membengkak).
Gejala ini lebih sering nampak terjadi pada masa kanakkanak dan dewasa dibandingkan pada orang-orang setengah baya.
Penderita biasanya mengeluh tentang rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit punggung, dan udema (bengkak) pada bagian muka biasanya sekitar mata (kelopak), mual, dan muntah-muntah. Sulit buang air kecil dan air seni menjadi keruh.
Batu ginjal adalah penyakit yang terjadi karena adanya batu di dalam ginjal. Batu tersebut merupakan senyawa kalsium dan penumpukan asam urat.
Terbentuknya batu bisa terjadi karena urine jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena urine kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal.
Sekitar 80% batu ginjal tersusun oleh kalsium. Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 cm atau lebih.
Batu ini dapat mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis. Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati.
Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu. Jika batu telah terbuang, tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.
Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 cm atau kurang seringkali dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL).
Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih. Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik.
Batu kecil di dalam ureter bagian bawah dapat diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
Batu asam urat, kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat). Tetapi, batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini.
Batu asam urat yang lebih besar dapat menyebabkan penyumbatan sehingga perlu diangkat melalui pembedahan.
Sebagai akibat terjadinya anuria, maka akan timbul gangguan keseimbangan di dalam tubuh. Misalnya, penumpukan cairan, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme tubuh yang seharusnya keluar bersama urine.
Keadaan inilah yang akan memberikan gambaran klinis daripada anuria. Tindakan pencegahan anuria sangat penting untuk dilakukan.
Misalnya, pada keadaan yang memungkinkan terjadinya anuria tinggi, pemberian cairan untuk tubuh harus selalu diusahakan sebelum anuria terjadi.
Kelainan atau Penyakit pada Sistem Ekskresi Ginjal
Kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi ginjal bermacam-macam, antara lain adalah sebagai berikut.1. Albuminuria
Albuminuria adalah kelainan pada ginjal karena terdapat albumin dan protein di dalam urine. Hal ini merupakan suatu gejala kerusakan alat filtrasi pada ginjal.Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine.
Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyebab albuminuria di antaranya adalah kekurangan protein, penyakit ginjal, dan penyakit hati.
2. Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin.Hal ini disebabkan karena proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah meningkat. Ginjal tidak mampu menyerap seluruh glukosa tersebut. Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama urine.
Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik agar penderitanya dapat merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya komplikasi.
Upaya untuk mengendalikan diabetes melitus di antaranya adalah:
a) Periksakan ke dokter sesuai jadwal/secara rutin.
b) Minum obat sesuai petunjuk dokter.
c) Mengatur diet.
d) Olahraga secara teratur.
e) Melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala.
3. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu kelainan pada sistem ekskresi karena kekurangan hormon antidiuretik. Kelainan ini dapat menyebabkan rasa haus yang berlebihan serta pengeluaran urine menjadi banyak dan sangat encer.Diabetes insipidus terjadi akibat penurunan pembentukan hormon antidiuretik, yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak.
Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika kadar hormon antidiuretik normal, tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus nefrogenik).
Penyebab lain terjadinya diabetes insipidus adalah:
a) Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan.
b) Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak).
c) Tumor.
d) Sarkoidosis atau tuberkulosis.
e) Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak.
f) Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis.
g) Histiositosis X (penyakit Hand-Schüller-Christian).
Diabetes insipidus dapat diobati dengan mengatasi penyebabnya. Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) dapat diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal.
Tetapi harus hati-hati, karena jika terlalu banyak mengkonsumsi obat ini dapat menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan, dan gangguan lainnya.
Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri.
Diabetes insipidus juga dapat dikendalikan oleh obatobatan yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik, seperti klorpropamid, karbamazepin, klofibrat, dan berbagai diuretik (tiazid). Tetapi, obat-obat ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.
4. Nefritis
Nefritis adalah penyakit pada ginjal karena kerusakan pada glomerulus yang disebabkan oleh infeksi kuman. Penyakit ini dapat menyebabkan uremia (urea dan asam urin masuk kembali ke darah) sehingga kemampuan penyerapan air terganggu.Akibatnya terjadi penimbunan air pada kaki atau sering disebut oedema (kaki penderita membengkak).
Gejala ini lebih sering nampak terjadi pada masa kanakkanak dan dewasa dibandingkan pada orang-orang setengah baya.
Penderita biasanya mengeluh tentang rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit punggung, dan udema (bengkak) pada bagian muka biasanya sekitar mata (kelopak), mual, dan muntah-muntah. Sulit buang air kecil dan air seni menjadi keruh.
5. Batu Ginjal
Batu Ginjal |
Terbentuknya batu bisa terjadi karena urine jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena urine kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal.
Sekitar 80% batu ginjal tersusun oleh kalsium. Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 cm atau lebih.
Batu ini dapat mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis. Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati.
Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu. Jika batu telah terbuang, tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.
Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 cm atau kurang seringkali dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL).
Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih. Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik.
Batu kecil di dalam ureter bagian bawah dapat diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
Batu asam urat, kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat). Tetapi, batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini.
Batu asam urat yang lebih besar dapat menyebabkan penyumbatan sehingga perlu diangkat melalui pembedahan.
6. Poliuria dan Oligouria
Poliuria adalah gangguan pada ginjal, dimana urine dikeluarkan sangat banyak dan encer. Sedangkan, oligouria adalah urine yang dihasilkan sangat sedikit.7. Anuria
Anuria adalah kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat urine. Hal ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus. Akibatnya, proses filtrasi tidak dapat dilakukan dan tidak ada urine yang dihasilkan.Sebagai akibat terjadinya anuria, maka akan timbul gangguan keseimbangan di dalam tubuh. Misalnya, penumpukan cairan, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme tubuh yang seharusnya keluar bersama urine.
Keadaan inilah yang akan memberikan gambaran klinis daripada anuria. Tindakan pencegahan anuria sangat penting untuk dilakukan.
Misalnya, pada keadaan yang memungkinkan terjadinya anuria tinggi, pemberian cairan untuk tubuh harus selalu diusahakan sebelum anuria terjadi.