Sejarah Kerajaan Aceh Darussalam Lengkap
Juni 05, 2015
Edit
Kerajaan Aceh Darussalam merupakan salah satu dari kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia yang tumbuh dan berkembang serta mempengaruhi sistem pemerintahan di Indonesia kala itu.
Pembahasan kali ini membahas tentang seluk-beluk sejarah Kerajaan Aceh Darussalam yang merupakan cikal bakal daerah istimewa Nanggroe Aceh Darussalam yang sering dikenal dengan istilah Serambi Mekkah.
Kerajaan Aceh Darussalam didirikan oleh Muzaffar Syah pada awal abad ke-15. Pada awal berdirinya, Kerajaan Aceh Darussalam hanya merupakan sebuah kerajaan kecil.
Namun setelah Muzaffar Syah wafat dan digantikan oleh putranya Ali Mughayat Syah, kerajaan ini berkembang pesat. Ali Mughayat Syah berhasil mempersatukan seluruh wilayah Aceh, sehingga kerajaan berkembang lebih cepat.
Kerajaan Aceh Darussalam banyak diuntungkan oleh mundurnya Kerajaan Samudera Pasai akibat perang saudara dan didudukinya Malaka oleh Portugis pada tahun 1511.
Gambar: Istana Kerajaan Aceh Darussalam |
Para pedagang Islam dari Arab dan Gujarat lebih suka berlabuh di Aceh daripada di Malaka. Akibatnya, Kerajaan Aceh Darussalam berkembang menjadi sebuah kerajaan maritim yang besar dan mulai menggantikan peran Kerajaan Samudera Pasai sebagai penguasa perdagangan di kawasan Selat Malaka.
Aceh semakin berkembang dan mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang naik tahta pada abad ke-17. Pada masa pemerintahannya, seluruh Sumatra berhasil dipersatukan di bawah Kerajaan Aceh Darussalam.
Kerajaan Aceh Darussalam juga mulai bisa mengimbangi kekuatan Portugis di Selat Malaka hingga akhirnya mampu merebut Johor dan Pahang dari pendudukan Portugis.
Iskandar Muda akhirnya wafat dan digantikan putranya yang bernama Iskandar Thani. Sepeninggal Iskandar Thani, Kerajaan Aceh Darussalam mengalami kemunduran.
Ini disebabkan oleh banyaknya wilayah taklukan yang mengundurkan diri dan menguatnya gangguan dari bangsa-bangsa Eropa di Selat Malaka. Sehingga, Kerajaan Aceh Darussalam tidak mampu lagi melanjutkan peran besarnya sebagai penguasa perdagangan di Selat Malaka.