Persebaran Jenis Tanah di Indonesia (Jenis Tanah Vertikal)
Juni 21, 2015
Edit
Tanah merupakan suatu benda alam yang menempati lapisan kulit bumi terluar yang tersusun dari butir tanah, air, udara, serta sisa tumbuhan dan hewan yang merupakan tempat hidup makhluk hidup.
Tanah terbentuk dari batuan induk atau batuan dasar yang mengalami pelapukan sehingga pecah menjadi bagian yang kecilkecil.
Ketiga proses tersebut tentu saja memerlukan waktu dan intensitas yang terus menerus sehingga pembentukan tanah merupakan suatu proses yang sangat lama.
Tanah yang ideal untuk pertanian adalah tanah yang mengandung unsur bahan mineral (45%), air (20-30%), udara (20-30%) dan bahan organik (5%).
Akan tetapi, kondisi tersebut biasanya sulit ditemui secara ideal di lapangan karena adanya perbedaan jenis tanah. Berdasarkan proses pembentukannya, maka tanah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut sifat-sifatnya. Jenis-jenis tanah di Indonesia, antara lain, dapat dibedakan menjadi tanah vertikal dan tanah horizontal.
Perbedaan warna lapisan tanah tersebut dikenal dengan sebutan profil tanah. Secara garis besar, profil tanah terdiri atas empat lapisan.
Warna cokelat kehitaman dan kesuburan tanah pada lapisan ini disebabkan pengaruh humus (bunga tanah), yaitu campuran sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati dan membusuk di dalam lapisan atas.
Lapisan ini memiliki sifat kurang subur karena memiliki kandungan zat makanan yang sangat sedikit, berwarna kemerahan atau lebih terang, strukturnya lebih padat, dan memiliki ketebalan antara 50 - 60 cm.
Pada lapisan ini, aktivitas organisme dalam tanah mulai berkurang, demikian juga dengan sistem perakaran tanaman. Hanya tanaman keras yang berakar tunggang saja yang mampu mencapainya.
Di lereng-lerang pegunungan lipatan atau patahan, lapisan ini seringkali tersingkap dengan jelas. Akan tetapi karena sifat-sifat tersebut, maka lapisan tanah ini sulit dibudidayakan dan hanya akan menghasilkan tanaman yang kerdil dan tidak berkembang.
Akan tetapi di pegunungan lipatan atau patahan, lapisan ini terkadang tersingkap dan berada di lapisan atas. Bila hal ini terjadi, maka lahan tersebut merupakan lahan yang tandus dan tidak dapat ditanami karena masih merupakan lapisan batuan.
Tanah terbentuk dari batuan induk atau batuan dasar yang mengalami pelapukan sehingga pecah menjadi bagian yang kecilkecil.
Pelapukan tanah
Berdasarkan prosesnya, pelapukan batuan induk menjadi tanah dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pelapukan fisik, pelapukan biologi, dan pelapukan kimia.Pelapukan fisika
Pelapukan fisik terjadi karena aktivitas tenaga-tenaga eksogen, seperti perbedaan suhu udara, terpaan angin, tenaga arus air atau gelombang serta gletser yang terjal secara terus menerus pada batuan.Pelapukan biologi
Pelapukan biologi terjadi karena adanya aktivitas makhluk hidup, baik hewan atau tumbuhan, di dalam tanah yang menyebabkan lapuk dan pecahnya lapisan batuan menjadi massa batuan yang lebih kecil hingga menjadi tanah.Pelapukan kimia
Adapun pelapukan kimia terjadi karena adanya proses kimia yang terjadi dan mengubah susunan kimia batuan sehingga batuan lebih mudah lapuk dan pecah menjadi massa batuan yang lebih kecil hingga menjadi tanah.Ketiga proses tersebut tentu saja memerlukan waktu dan intensitas yang terus menerus sehingga pembentukan tanah merupakan suatu proses yang sangat lama.
Tanah yang ideal untuk pertanian adalah tanah yang mengandung unsur bahan mineral (45%), air (20-30%), udara (20-30%) dan bahan organik (5%).
Akan tetapi, kondisi tersebut biasanya sulit ditemui secara ideal di lapangan karena adanya perbedaan jenis tanah. Berdasarkan proses pembentukannya, maka tanah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut sifat-sifatnya. Jenis-jenis tanah di Indonesia, antara lain, dapat dibedakan menjadi tanah vertikal dan tanah horizontal.
Jenis Tanah Vertikal
Bentuk persebaran tanah vertikal dapat kalian lihat saat ada penggalian parit, liang, atau sumur. Saat mencapai kedalaman tertentu, kalian akan melihat perbedaan warna lapisan tanah.Perbedaan warna lapisan tanah tersebut dikenal dengan sebutan profil tanah. Secara garis besar, profil tanah terdiri atas empat lapisan.
Gambar: Jenis tanah vertikal |
1) Lapisan tanah atas
Lapisan tanah atas disebut juga topsoil, merupakan bentuk lapisan tanah yang paling subur, berwarna cokelat kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki ketebalan hingga 30 cm. Pada lapisan tanah inilah berkembang aktivitas organisme tanah.Warna cokelat kehitaman dan kesuburan tanah pada lapisan ini disebabkan pengaruh humus (bunga tanah), yaitu campuran sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati dan membusuk di dalam lapisan atas.
2) Lapisan tanah bawah
Lapisan tanah bawah disebut juga subsoil, merupakan lapisan tanah yang berada tepat di bawah lapisan topsoil.Lapisan ini memiliki sifat kurang subur karena memiliki kandungan zat makanan yang sangat sedikit, berwarna kemerahan atau lebih terang, strukturnya lebih padat, dan memiliki ketebalan antara 50 - 60 cm.
Pada lapisan ini, aktivitas organisme dalam tanah mulai berkurang, demikian juga dengan sistem perakaran tanaman. Hanya tanaman keras yang berakar tunggang saja yang mampu mencapainya.
3) Lapisan bahan induk tanah
Lapisan bahan induk tanah disebut juga regolith, merupakan asal atau induk dari lapisan tanah bawah. Pada profil tanah, lapisan ini berwarna kelabu keputih-putihan, bersifat kurang subur karena tidak banyak mengandung zat-zat makanan, strukturnya sangat keras, dan sulit ditembus sistem perakaran.Di lereng-lerang pegunungan lipatan atau patahan, lapisan ini seringkali tersingkap dengan jelas. Akan tetapi karena sifat-sifat tersebut, maka lapisan tanah ini sulit dibudidayakan dan hanya akan menghasilkan tanaman yang kerdil dan tidak berkembang.
4) Lapisan batuan induk
Lapisan batuan induk disebut juga bedrock, merupakan bentuk batuan pejal yang belum mengalami proses pemecahan. Lapisan ini terletak di lapisan paling bawah, sehingga jarang dijumpai manusia.Akan tetapi di pegunungan lipatan atau patahan, lapisan ini terkadang tersingkap dan berada di lapisan atas. Bila hal ini terjadi, maka lahan tersebut merupakan lahan yang tandus dan tidak dapat ditanami karena masih merupakan lapisan batuan.