Kebijakan Masa Pemerintahan Deandels di Indonesia
Juni 06, 2015
Edit
Pembahasan kali ini merupakan sejarah kependudukan belanda di Indonesia pada masa Gumbernut HW. Deandels.
Pada tahun 1806, Napoleon mengangkat adiknya, Louis Napoleon Bonaparte menjadi raja Belanda dan membubarkan Republik Bataaf.
Kemudian Louis Napoleon mengangkat Marsekal Herman Willem Daendels menjadi gubernur jenderal di Hindia Belanda (1808–1811).
Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Pulau Jawa agar tidak direbut Inggris. Selain itu, Daendels juga mempunyai tugas memberantas penyelewengan dan korupsi.
Untuk itu, Daendels melakukan serangkaian persiapan sebagai berikut.
a. Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1.100 kilometer. Hal ini dimaksudkan untuk memperlancar komunikasi antar daerah yang dikuasai Daendels di sepanjang Pulau Jawa.
b. Menarik orang Indonesia agar menjadi tentara.
c. Membangun pangkalan armada laut di Anyer dan Ujung Kulon.
d. Memaksa rakyat di daerah Priangan untuk menanam kopi yang hasilnya diserahkan kepada pemerintah.
e. Menjual tanah-tanah negara kepada orang swasta asing.
f. Memungut pajak yang tinggi terhadap rakyat.
Pada masa pemerintahannya, Daendels membagi Pulau Jawa menjadi beberapa wilayah administratif yang disebut prefectur, di mana masing-masing wilayah itu diperintah oleh seorang prefect.
Prefectur adalah wilayah administratif setara karisedenan. Pada masa pemerintahan Daendels ini juga terjadi permusuhan antara raja-raja Jawa dengan Daendels.
Salah satunya, yaitu Sultan Banten yang menentang Daendels akibat pembangunan jalan antara Anyer–Panarukan. Namun, Daendels mampu menghancurkan Banten dan mengasingkan sultan ke Ambon.
Perlawanan serupa juga dilakukan oleh Raja Jogjakarta di bawah pimpinan Hamengkubuwono II. Hal ini berakibat harus kehilangan tahta dan wilayah kekuasaan Jogja diperkecil.
Deandels datang ke Jawa dengan membawa semangat pembaruan yang dikombinasikan dengan kediktatoran.
Dia sangat membenci feodalisme penguasa-penguasa di Jawa, sehingga berusaha menjadikan wewenang dan kekuasaan mereka berburang dengan mengangkat mereka menjadi pegawai administratif Eropa. Hal itu menimbulkan perlawananperlawanan terhadap Daendels.
Pada tahun 1806, Napoleon mengangkat adiknya, Louis Napoleon Bonaparte menjadi raja Belanda dan membubarkan Republik Bataaf.
Kemudian Louis Napoleon mengangkat Marsekal Herman Willem Daendels menjadi gubernur jenderal di Hindia Belanda (1808–1811).
Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Pulau Jawa agar tidak direbut Inggris. Selain itu, Daendels juga mempunyai tugas memberantas penyelewengan dan korupsi.
Untuk itu, Daendels melakukan serangkaian persiapan sebagai berikut.
a. Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1.100 kilometer. Hal ini dimaksudkan untuk memperlancar komunikasi antar daerah yang dikuasai Daendels di sepanjang Pulau Jawa.
b. Menarik orang Indonesia agar menjadi tentara.
c. Membangun pangkalan armada laut di Anyer dan Ujung Kulon.
d. Memaksa rakyat di daerah Priangan untuk menanam kopi yang hasilnya diserahkan kepada pemerintah.
e. Menjual tanah-tanah negara kepada orang swasta asing.
f. Memungut pajak yang tinggi terhadap rakyat.
Gambar: jalan raya deandels (anyer-panarukan) |
Pada masa pemerintahannya, Daendels membagi Pulau Jawa menjadi beberapa wilayah administratif yang disebut prefectur, di mana masing-masing wilayah itu diperintah oleh seorang prefect.
Prefectur adalah wilayah administratif setara karisedenan. Pada masa pemerintahan Daendels ini juga terjadi permusuhan antara raja-raja Jawa dengan Daendels.
Salah satunya, yaitu Sultan Banten yang menentang Daendels akibat pembangunan jalan antara Anyer–Panarukan. Namun, Daendels mampu menghancurkan Banten dan mengasingkan sultan ke Ambon.
Perlawanan serupa juga dilakukan oleh Raja Jogjakarta di bawah pimpinan Hamengkubuwono II. Hal ini berakibat harus kehilangan tahta dan wilayah kekuasaan Jogja diperkecil.
Deandels datang ke Jawa dengan membawa semangat pembaruan yang dikombinasikan dengan kediktatoran.
Dia sangat membenci feodalisme penguasa-penguasa di Jawa, sehingga berusaha menjadikan wewenang dan kekuasaan mereka berburang dengan mengangkat mereka menjadi pegawai administratif Eropa. Hal itu menimbulkan perlawananperlawanan terhadap Daendels.