Contoh Kutipan Novel
November 16, 2015
Edit
Pembahasan kali ini adalah tentang contoh kutipan novel yang diambil dari Kutipan novel A Mothers Gift, Karya: Britney dan Lynne Spears yang dialihbahasakan oleh Indah T. Soetoif dengan judul Karunia yang Terindah.
Perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan antara petikan, kutipan, resensi, rangkuman dan sinopsis novel. Utuk menjelaskan perbedaan istilah-istilah tersebut InsyaAllah akan kami bahas secara khusu pada pembahasan tersendiri secara lengkap.
Sekarang Holly sendirian di meja itu. Ia bisa mendengar suara ujung pensilnya menekan sampul buku ujian. Ia bisa mendengar suara 7 napasnya sendiri. Berat. Ia menatap kosong pada buku ujian itu sebelum mengumpulkan keberanian untuk membukanya. Sekarang atau tidak sama sekali cantik, katanya dengan tegas pada diri sendiri.
Ujian pilihan berganda itu ternyata lebih mudah dari perkiraan Holly. Cuma matematika dasar, Bahasa Inggris, dan sejarah AS. Ujian esainya yang sulit; sebagian besar berupa perbandingan peristiwa akhir-akhir ini dengan peristiwa sejarah. Dust Bowl ... Vietnam... Perang Teluk ....
Matanya menelusuri pertanyaanpertanyaan itu. Ia melirik jam. Ia bisa mendengar dan merasa dirinya menelan ludah. Sisa waktunya kurang dari 35 menit lagi; dan buku ujiannya belum terisi setengahnya.
Holly mulai menulis lebih cepat dari yang dikiranya. Tulisannya seperti cakar ayam, dan ia tahu itu. Tak ada waktu untuk menghapus, pikirnya saat mulai menggosok penghapus pensilnya di kertas dan berubah pikiran. Seperti waktu ia menyanyikan sebuah lagu baru untuk pertama kalinya, ia mengandalkan nalurinya.
Tangannya kram dan ia merasa capek sekali waktu Dr. McSpadden datang untuk memberitahunya bahwa waktu sudah habis dan mengambil buku ujiannya. Holly boleh pergi ke kamar mandi dan kemudian diminta kembali menemui komite.
“Baiklah kalau begitu,” kata Mr. Felton. Ia membuka tutup sebuah piano yang terletak di bagian belakang ruangan yang panjang itu.
“Sarah akan mengiringimu.” Ia mengangguk, pada seorang gadis kuliahan dengan rambut coklat model bob dan memakai kawat gigi.
Gadis itu tersenyum pada Holly. “Aku tidak mengerti,” kata Holly gelisah, masih pusing karena ujian tertulis. Ia mengeluarkan kaset rekaman dari tasnya.
“Aku membawa musikku sendiri. Kukira itulah yang harus kulakukan. Katanya aku harus menyanyi diiringi suara piano.” Mr. Felton tersenyum, mengangguk pada Sarah. “Benar. Tapi secara langsung. Bukan dengan rekaman. Dan kami yang akan memilih musiknya.”
Holly merasa, seperti sedang naik bianglala di pasar malam. Cukup mual untuk... yah, untuk sangat mual. Ia tidak pernah menyanyikan lagu yang tidak diketahuinya dengan seorang pianis yang belum dikenalnya. Ia harus menyanyi diiringi suara piano dan organ di gereja, tapi, di rumah ia selalu menggunakan kaset. Kulitnya meremang saat partitur diletakkan di atas sebuah penyangga untuk Sarah.
Pianis itu akan bermain, dan Holly aka membaca musiknya dan menyanyi, begitulah kata mereka. Ia memegang mikrofon yang disambungkan ke alat perekam. Setelah ia menyanyikan beberapa lagu, masing-masing akan diputar ulang, dan ia akan menyanyi mengiringinya dengan suaranya sendiri.
“Kami ingin melihat bagaimana kau mengucapkannya dan kemudian mengulanginya,” Ms. Gonzalez menerangkan.
Pianis itu memainkan intro sebuah lagu Rodgers dan Hammerstein yang belum pernah didengar Holly. Dan kemudian ia memainkan intro lagu itu lagi. Dan lagi.
Holly tidak bisa menggerakkan bibirnya. Dalam tatapan orang-orang asing ini, berusahamenyanyi dengan iringan musik Sarah adalah mustahil.
Kumpulkan keberanianmu, katanya dalam hati ketika Sarah mulai bermain lagi. Ia tidak bisa mengecewakan dirinya sendiri. Ia tidak bisa mengecewakan ibunya. Kali ini, ia menyanyikan lagu dengan apa yang diharapkannya, dengan waktu dan tempo yang sempurna. Kemudian ada lagu Paul Simmons, dan lagu-Iagu komposer klasik abad dua puluh. Ia menyanyikannya seolah mereka teman lama.
Lalu rekaman diputar ulang dan anggotaanggota komite mencondongkan badan di kursinya untuk melihat apakah Holly bisa melakukannya lagi. Ia menyanyikan setiap lagu dengan pengucapan yang sama dan menahan setiap nada dengan waktu yang sama persis saat harmonisasi. Tak ada yang menyuruhnya berbuat begitu. Ia menyanyikan satu bait dengan suara tenor di atas melodinya, lalu kemudian dengan suara alto di bawahnya.
Baca juga: Resensi Buku Pengetahuan
Perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan antara petikan, kutipan, resensi, rangkuman dan sinopsis novel. Utuk menjelaskan perbedaan istilah-istilah tersebut InsyaAllah akan kami bahas secara khusu pada pembahasan tersendiri secara lengkap.
Contoh Kutipan Novel
Setelah beberapa menit, istirahat selesai dan sebuah buku ujian setebal dua sentimeter diletakkan di depan Holly. Dr. McSpadden mengatakan ia punya waktu dua jam untuk menyelesaikan pertanyaan pilihan berganda dan esai.Sekarang Holly sendirian di meja itu. Ia bisa mendengar suara ujung pensilnya menekan sampul buku ujian. Ia bisa mendengar suara 7 napasnya sendiri. Berat. Ia menatap kosong pada buku ujian itu sebelum mengumpulkan keberanian untuk membukanya. Sekarang atau tidak sama sekali cantik, katanya dengan tegas pada diri sendiri.
Ujian pilihan berganda itu ternyata lebih mudah dari perkiraan Holly. Cuma matematika dasar, Bahasa Inggris, dan sejarah AS. Ujian esainya yang sulit; sebagian besar berupa perbandingan peristiwa akhir-akhir ini dengan peristiwa sejarah. Dust Bowl ... Vietnam... Perang Teluk ....
Matanya menelusuri pertanyaanpertanyaan itu. Ia melirik jam. Ia bisa mendengar dan merasa dirinya menelan ludah. Sisa waktunya kurang dari 35 menit lagi; dan buku ujiannya belum terisi setengahnya.
Karunia yang Terindah |
Tangannya kram dan ia merasa capek sekali waktu Dr. McSpadden datang untuk memberitahunya bahwa waktu sudah habis dan mengambil buku ujiannya. Holly boleh pergi ke kamar mandi dan kemudian diminta kembali menemui komite.
“Baiklah kalau begitu,” kata Mr. Felton. Ia membuka tutup sebuah piano yang terletak di bagian belakang ruangan yang panjang itu.
“Sarah akan mengiringimu.” Ia mengangguk, pada seorang gadis kuliahan dengan rambut coklat model bob dan memakai kawat gigi.
Gadis itu tersenyum pada Holly. “Aku tidak mengerti,” kata Holly gelisah, masih pusing karena ujian tertulis. Ia mengeluarkan kaset rekaman dari tasnya.
“Aku membawa musikku sendiri. Kukira itulah yang harus kulakukan. Katanya aku harus menyanyi diiringi suara piano.” Mr. Felton tersenyum, mengangguk pada Sarah. “Benar. Tapi secara langsung. Bukan dengan rekaman. Dan kami yang akan memilih musiknya.”
Holly merasa, seperti sedang naik bianglala di pasar malam. Cukup mual untuk... yah, untuk sangat mual. Ia tidak pernah menyanyikan lagu yang tidak diketahuinya dengan seorang pianis yang belum dikenalnya. Ia harus menyanyi diiringi suara piano dan organ di gereja, tapi, di rumah ia selalu menggunakan kaset. Kulitnya meremang saat partitur diletakkan di atas sebuah penyangga untuk Sarah.
Pianis itu akan bermain, dan Holly aka membaca musiknya dan menyanyi, begitulah kata mereka. Ia memegang mikrofon yang disambungkan ke alat perekam. Setelah ia menyanyikan beberapa lagu, masing-masing akan diputar ulang, dan ia akan menyanyi mengiringinya dengan suaranya sendiri.
“Kami ingin melihat bagaimana kau mengucapkannya dan kemudian mengulanginya,” Ms. Gonzalez menerangkan.
Pianis itu memainkan intro sebuah lagu Rodgers dan Hammerstein yang belum pernah didengar Holly. Dan kemudian ia memainkan intro lagu itu lagi. Dan lagi.
Holly tidak bisa menggerakkan bibirnya. Dalam tatapan orang-orang asing ini, berusahamenyanyi dengan iringan musik Sarah adalah mustahil.
Kumpulkan keberanianmu, katanya dalam hati ketika Sarah mulai bermain lagi. Ia tidak bisa mengecewakan dirinya sendiri. Ia tidak bisa mengecewakan ibunya. Kali ini, ia menyanyikan lagu dengan apa yang diharapkannya, dengan waktu dan tempo yang sempurna. Kemudian ada lagu Paul Simmons, dan lagu-Iagu komposer klasik abad dua puluh. Ia menyanyikannya seolah mereka teman lama.
Lalu rekaman diputar ulang dan anggotaanggota komite mencondongkan badan di kursinya untuk melihat apakah Holly bisa melakukannya lagi. Ia menyanyikan setiap lagu dengan pengucapan yang sama dan menahan setiap nada dengan waktu yang sama persis saat harmonisasi. Tak ada yang menyuruhnya berbuat begitu. Ia menyanyikan satu bait dengan suara tenor di atas melodinya, lalu kemudian dengan suara alto di bawahnya.
***
(Karunia yang Terindah, Britney dan Lynne Spears)
Baca juga: Resensi Buku Pengetahuan