Sejarah Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia)
Agustus 25, 2015
Edit
Gerindo merupakan salah satu organisasi pergerakan nasional yang patut untuk diperhitungkan. Mengapa? Bagaimana sejarah berdirinya gerindo? Siapakah tokoh pendiri gerindo? Dan apa yang melatarbelakangi dibentuknya gerindo serta apa tujuan gerindo?
Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang sejarah gerindo, tokoh pendiri gerindo, latar belakang dibentuknya gerindo, tujuan gerindo dan lain-lainnya.
Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin.
Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain:
a. mencapai Indonesia Merdeka,
b. memperkokoh ekonomi Indonesia,
c. mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan
d. memberi bantuan bagi kaum pengangguran.
Baik Partindo maupun PNI-Baru dinilai pemerintah, membahayakan. Ditekanlah kedua partai itu melalui berbagai cara, seperti pembatasan kebebasan berbicara dalam rapat-rapat, dilaksanakannya hak luar biasa Gubernur Jenderal yaitu exorbitantrechten, dan adanya larangan untuk mengadakan rapat dan berkumpul yang berlaku di seluruh Indonesia.
Dengan dilaksanakannya berbagai senjata itu, maka keadaan gerakan non-koperatif (Partindo dan PNI Baru), menjadi tidak berdaya. Akhirnya, Partindo pada bulan Nopember 1930 dibubarkan oleh pengurusnya.
Dengan pembubaran Partindo, sedangkan PNI-Baru lumpuh, maka macetlah gerakan non-koperatif. Kandasnya gerakan nonkoperatif menimbulkan pemikiran baru yaitu agar azas perjuangan non-koperasi diganti dengan azas koperasi.
Selain alasan diatas ada bahwa selain untuk melanjutakan peregerakan nasional di bentuk Gerindo ialah untuk menagkis fasisme jepang yang mulai menyebar kearah selatan.
Oleh karean itu Gerindo juga bersedia membangun kerjasama dengan pemerintah hindia belanda untuk menghadapi gejala fasisme yang sedang menjalar di banyak belahan dunia, dari Jepang hingga Jerman.
Gerindo membangun analisis ekonomi-politik global yang cermat dengan memrediksi bahwa Indonesia akan menjadi sasaran politik fasis Jepang, seperti Belanda yang menjadi sasaran politik fasis Jerman.
Gerindo percaya bahwa kejasama yang efektif antara pemerintah kolonial dengan organisasi-organisasi pergerakan untuk menangkal bahaya fasisme hanya mungkin dilakukan dengan cara, salah satunya, mendirikan satu parlemen yang memiliki wewenang memutuskan, bukan hanya memberi saran laiknya Volksraad.
Gerindo bertujuan kemerdekaan politik, ekonomi, dan sosial, yang hendak dicapai dengan berjuang baik di luar maupun di dalam dewan-dewan. Walaupun Gerindo koperasi, namun pemerintah masih mencurigainya.
Beberapa rapat untuk mendirikan cabang Gerindo dibubarkan oleh pemerintah karena berbagai macam alasan. Sebagian besar bekas anggota Partindo masuk dalam partai ini. Cabang-cabangnya tersebar hampir merata di seluruh Indonesia.
Ada beberapa tokoh yang berkecimpung di Gerindo itu senrdiri ialah Amir Sjarifuddin dan Muhammad Yamin yang sebagai pendiri namun pada Kongres Gerindo pertama di Jakarta, 20-24 Juli 1938, AK Gani terpilih sebagai Ketua dan Amir Sjarifuddin sebagai Wakil Ketua.
Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang sejarah gerindo, tokoh pendiri gerindo, latar belakang dibentuknya gerindo, tujuan gerindo dan lain-lainnya.
Sejarah Gerindo
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh orang-orang bekas Partindo.Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin.
Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain:
a. mencapai Indonesia Merdeka,
b. memperkokoh ekonomi Indonesia,
c. mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan
d. memberi bantuan bagi kaum pengangguran.
Gambar: A.K. Gani (Ketua Gerindo) |
Latar belakang berdirinya Gerindo
Latar belakang berdrinya Gerindo Ada beberapa hal yang melatar belakangi berdirinya Gerindo ini diaantaranya pada masa pergerakan nasio nal pada tahun 1930 banyak organisasi pergerakan yang terbentuk PNI yang didirikan pada tahun 1927, pada tahun 1931 pecah menjadi Partindo yang dipimpin oleh Sukarno dan PNI Baru yang dipimpin oleh Mohammad Hatta.Baik Partindo maupun PNI-Baru dinilai pemerintah, membahayakan. Ditekanlah kedua partai itu melalui berbagai cara, seperti pembatasan kebebasan berbicara dalam rapat-rapat, dilaksanakannya hak luar biasa Gubernur Jenderal yaitu exorbitantrechten, dan adanya larangan untuk mengadakan rapat dan berkumpul yang berlaku di seluruh Indonesia.
Dengan dilaksanakannya berbagai senjata itu, maka keadaan gerakan non-koperatif (Partindo dan PNI Baru), menjadi tidak berdaya. Akhirnya, Partindo pada bulan Nopember 1930 dibubarkan oleh pengurusnya.
Dengan pembubaran Partindo, sedangkan PNI-Baru lumpuh, maka macetlah gerakan non-koperatif. Kandasnya gerakan nonkoperatif menimbulkan pemikiran baru yaitu agar azas perjuangan non-koperasi diganti dengan azas koperasi.
Selain alasan diatas ada bahwa selain untuk melanjutakan peregerakan nasional di bentuk Gerindo ialah untuk menagkis fasisme jepang yang mulai menyebar kearah selatan.
Oleh karean itu Gerindo juga bersedia membangun kerjasama dengan pemerintah hindia belanda untuk menghadapi gejala fasisme yang sedang menjalar di banyak belahan dunia, dari Jepang hingga Jerman.
Gerindo membangun analisis ekonomi-politik global yang cermat dengan memrediksi bahwa Indonesia akan menjadi sasaran politik fasis Jepang, seperti Belanda yang menjadi sasaran politik fasis Jerman.
Gerindo percaya bahwa kejasama yang efektif antara pemerintah kolonial dengan organisasi-organisasi pergerakan untuk menangkal bahaya fasisme hanya mungkin dilakukan dengan cara, salah satunya, mendirikan satu parlemen yang memiliki wewenang memutuskan, bukan hanya memberi saran laiknya Volksraad.
Lahirnya Gerindo sebagai wajah baru pergerakan nasionalis Indonesia
Pada tanggal 23 Mei 1937 di Jakarta didirikan partai baru yang koperatif dengan nama Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo).Gerindo bertujuan kemerdekaan politik, ekonomi, dan sosial, yang hendak dicapai dengan berjuang baik di luar maupun di dalam dewan-dewan. Walaupun Gerindo koperasi, namun pemerintah masih mencurigainya.
Beberapa rapat untuk mendirikan cabang Gerindo dibubarkan oleh pemerintah karena berbagai macam alasan. Sebagian besar bekas anggota Partindo masuk dalam partai ini. Cabang-cabangnya tersebar hampir merata di seluruh Indonesia.
Ada beberapa tokoh yang berkecimpung di Gerindo itu senrdiri ialah Amir Sjarifuddin dan Muhammad Yamin yang sebagai pendiri namun pada Kongres Gerindo pertama di Jakarta, 20-24 Juli 1938, AK Gani terpilih sebagai Ketua dan Amir Sjarifuddin sebagai Wakil Ketua.