Dampak Positif Dan Negatif Globalisasi (Kerjasama Internasional) Di Bidang Ekonomi
Oktober 05, 2015
Edit
Pada dasarnya semua bentuk kerja sama ekonomi bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama negara anggotanya. Oleh karena dunia sedang menghadapi pasar bebas, setiap organisasi telah mempersiapkan diri menghadapi perubahan ekonomi regional maupun global yang berlangsung sangat cepat.
Bukan hal yang baru apabila ada anggapan bahwa sebentar lagi kawasan Asia Pasifik dan bahkan kawasan dunia tidak dapat dipisahkan.
Mau tidak mau semua negara harus sepakat dengan perekonomian yang terbuka, mendukung perdagangan bebas serta berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi dan masa depan yang stabil, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Dari berbagai kerja sama ekonomi yang diikuti Indonesia, ada yang membawa dampak positif dan negatif.
1) Melalui kerja sama ekonomi, Indonesia bisa memperjuangkan kepentingan nasional di forum internasional.
Misalnya, pada saat krisis ekonomi melanda, Indonesia meminta bantuan lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia untuk membantu Indonesia keluar dari krisis. Lembaga-lembaga tersebut memberikan bantuan, berupa dana dan strategi keluar dari krisis.
2) Melalui perdagangan antarnegara, Indonesia bisa memperoleh barang-barang yang belum mampu diproduksi sendiri. Di sisi lain, Indonesia juga bisa menjual barang hasil produksi tanah air ke luar negeri.
3) Melalui kerja sama di bidang investasi/permodalan, Indonesia bisa menarik investor sebanyak mungkin.
Masuknya investor akan mendorong perekonomian masyarakat, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lapangan kerja. Dampaknya, pendapatan masyarakat meningkat dan tingkat kesejahteraan pun meningkat.
4) Memperoleh peluang untuk menerima dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi negara lain. Misalnya, melalui kerja sama di bidang produksi.
Pertama, kualitas produk-produk ekspor negara tersebut relatif masih rendah dibandingkan negara maju.
Kedua, negara-negara tersebut belum bisa menghasilkan produk yang harganya kompetitif (murah).
Ketiga, belum terbentuknya budaya persaingan karena selama ini masih mengandalkan perlindungan atau proteksi pemerintah.
Beberapa dampak yang merugikan adanya kerja sama ekonomi tersebut sebagai berikut.
1) Tersingkirnya kekuatan-kekuatan ekonomi dalam negeri (domestik) dalam proses ekonomi, akibat persaingan dengan produk-produk luar negeri yang berkualitas dan harganya lebih murah.
2) Pembuatan kebijakan di dalam negeri oleh pemerintah dipengaruhi oleh pihak asing. Hal ini mungkin sekali terjadi apabila pemerintah memiliki pinjaman pada lembaga keuangan asing, seperti IMF atau Bank Dunia.
3) Kekuatan ekonomi dunia akan terpusat di negara-negara maju sedangkan negara berkembang hanya dijadikan pasar strategis bagi produk-produk negara maju. Hal ini dipicu dengan berkembangnya media massa dan elektronik yang menjadi sarana iklan bagi produk negara maju.
4) Kondisi perekonomian suatu negara menjadi relatif tidak stabil karena hampir tidak ada batas lagi dengan perekonomian dunia. Ketika perekonomian suatu negara sedang membaik maka aliran investasi dari luar akan masuk.
Sebaliknya, ketika perekonomian tersebut mengalami krisis maka dana investasi akan mengalir keluar dengan cepat. Hal ini akan mengganggu kestabilan perekonomian suatu negara.
Bukan hal yang baru apabila ada anggapan bahwa sebentar lagi kawasan Asia Pasifik dan bahkan kawasan dunia tidak dapat dipisahkan.
Mau tidak mau semua negara harus sepakat dengan perekonomian yang terbuka, mendukung perdagangan bebas serta berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi dan masa depan yang stabil, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Dari berbagai kerja sama ekonomi yang diikuti Indonesia, ada yang membawa dampak positif dan negatif.
a. Dampak Positif Kerja Sama Ekonomi
Sejak menjadi bangsa yang merdeka, Indonesia telah menjalin kerja sama dengan negara-negara lain di berbagai bidang, terutama di bidang ekonomi. Dampak positif yang bisa diperoleh dari adanya kerja sama ekonomi dengan luar negeri sebagai berikut.1) Melalui kerja sama ekonomi, Indonesia bisa memperjuangkan kepentingan nasional di forum internasional.
Misalnya, pada saat krisis ekonomi melanda, Indonesia meminta bantuan lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia untuk membantu Indonesia keluar dari krisis. Lembaga-lembaga tersebut memberikan bantuan, berupa dana dan strategi keluar dari krisis.
2) Melalui perdagangan antarnegara, Indonesia bisa memperoleh barang-barang yang belum mampu diproduksi sendiri. Di sisi lain, Indonesia juga bisa menjual barang hasil produksi tanah air ke luar negeri.
3) Melalui kerja sama di bidang investasi/permodalan, Indonesia bisa menarik investor sebanyak mungkin.
Masuknya investor akan mendorong perekonomian masyarakat, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lapangan kerja. Dampaknya, pendapatan masyarakat meningkat dan tingkat kesejahteraan pun meningkat.
4) Memperoleh peluang untuk menerima dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi negara lain. Misalnya, melalui kerja sama di bidang produksi.
Dampak Globalisasi |
b. Dampak Negatif Kerja Sama Ekonomi
Arus liberalisasi perekonomian dunia, mau tidak mau membawa dampak yang merugikan bagi negara-negara yang belum siap menghadapinya.Pertama, kualitas produk-produk ekspor negara tersebut relatif masih rendah dibandingkan negara maju.
Kedua, negara-negara tersebut belum bisa menghasilkan produk yang harganya kompetitif (murah).
Ketiga, belum terbentuknya budaya persaingan karena selama ini masih mengandalkan perlindungan atau proteksi pemerintah.
Beberapa dampak yang merugikan adanya kerja sama ekonomi tersebut sebagai berikut.
1) Tersingkirnya kekuatan-kekuatan ekonomi dalam negeri (domestik) dalam proses ekonomi, akibat persaingan dengan produk-produk luar negeri yang berkualitas dan harganya lebih murah.
2) Pembuatan kebijakan di dalam negeri oleh pemerintah dipengaruhi oleh pihak asing. Hal ini mungkin sekali terjadi apabila pemerintah memiliki pinjaman pada lembaga keuangan asing, seperti IMF atau Bank Dunia.
3) Kekuatan ekonomi dunia akan terpusat di negara-negara maju sedangkan negara berkembang hanya dijadikan pasar strategis bagi produk-produk negara maju. Hal ini dipicu dengan berkembangnya media massa dan elektronik yang menjadi sarana iklan bagi produk negara maju.
4) Kondisi perekonomian suatu negara menjadi relatif tidak stabil karena hampir tidak ada batas lagi dengan perekonomian dunia. Ketika perekonomian suatu negara sedang membaik maka aliran investasi dari luar akan masuk.
Sebaliknya, ketika perekonomian tersebut mengalami krisis maka dana investasi akan mengalir keluar dengan cepat. Hal ini akan mengganggu kestabilan perekonomian suatu negara.